Polisi ke Massa Aksi DPRD Sumut: Mati Syahid Pilihan Kita

24 Mei 2019 22:32 WIB
Polisi berupaya meredam aksi massa yang mulai memanas di Gedung DPRD Sumatera Utara, Kota Medan. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Polisi berupaya meredam aksi massa yang mulai memanas di Gedung DPRD Sumatera Utara, Kota Medan. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
ADVERTISEMENT
Massa yang berunjuk rasa di depan kantor DPRD Sumatera Utara, Kota Medan, memanas. Mereka bertahan menolak bubar sembari melempari polisi yang sedang bertugas dengan batu hingga kayu.
ADVERTISEMENT
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dadang Hartanto mengimbau massa segera membubarkan diri. Dia menginginkan aksi massa yang menginginkan paslon 01 didiskualifikasi oleh KPU itu berjalan dengan damai.
"Kami dari keamanan penuh, supaya tidak ada korban. Karena saya cinta kepada adik-adik semua," kata Dadang, Jumat (24/5) malam. "Mati syahid sama-sama pilihan kita. Kita tidak ingin beradu di sini".
Menurut Dadang, polisi tidak akan menyerang massa meski dilempari batu dan kayu. "Kalian lempar tadi, kami diam. Kami membawa tameng untuk melindungi diri," ujar dia.
Massa aksi melakukan orasi di depan DPRD Sumatera Utara. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
Saat Dadang sedang menenangkan massa, salah satu orator berteriak, "Ya, kita minta polisi menyatakan sikap. Karena kita ingin Jokowi didiskualifikasi.
Dadang kemudian membalas pernyataan orator massa itu, "Polisi adalah alat negara. Tidak punya kewenangan untuk itu. Kami ini alat negara".
ADVERTISEMENT
Massa mengatasnamakan diri Gerakan Nasional Kedaulatan Sumatera Utara. Mereka melakukan aksi di depan kantor DPRD Sumut menuntut KPU mendiskualifikasi paslon 01.
Selain itu, massa juga meminta polisi bertanggung jawab atas kematian delapan orang di insiden 22-23 Mei yang terjadi di Jakarta.