news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Polisi Myanmar Lakukan Tindakan Keras Bubarkan Demonstran

26 Februari 2021 14:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Demonstran melakukan unjuk rasa menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar. Foto: STR/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Demonstran melakukan unjuk rasa menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar. Foto: STR/REUTERS
ADVERTISEMENT
Polisi Myanmar melakukan tindakan keras semalam, Kamis (25/2) di Kota Yangon, Myanmar, untuk membubarkan demonstrasi antikudeta.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, demonstrasi itu merupakan protes atas penunjukan pejabat lokal setempat oleh junta militer.
Polisi anti huru hara melepaskan tembakan ke udara dan meledakkan granat setrum di kawasan Tamwe Yangon pada Kamis malam.
"Kami benar-benar ketakutan," seorang warga yang menolak disebutkan namanya soal tindakan polisi yang berlangsung hingga Jumat (26/2) dini hari.
Media pemerintah mengatakan militer akan mengambil tindakan hukum terhadap 23 orang, 10 di antaranya perempuan, yang terkait dengan protes tersebut.
Tindakan tersebut menggambarkan pembangkangan yang dihadapi militer dari semua lapisan masyarakat untuk menerapkan kembali otoritasnya.
Petugas polisi anti huru hara berjaga selama unjuk rasa menentang kudeta militer di Universitas Yangon, di Yangon, Myanmar. Foto: STR/REUTERS
Sebelumnya, kekerasan juga terjadi di Yangon ketika sekitar 1.000 loyalis militer menyerang pengunjuk rasa antikudeta pada hari Kamis. Beberapa orang dipukuli dan setidaknya dua orang ditikam.
ADVERTISEMENT
Ancaman kekerasan itu tidak menghentikan protes di Yangon yang masih terjadi pada hari Jumat oleh ratusan orang, kebanyakan anak muda. Protes ini berakhir dengan cepat ketika polisi bergerak untuk membubarkan kerumunan dan menahan beberapa orang.
Sementara itu, Bank Dunia mengumumkan untuk tidak akan memproses permintaan dana bantuan oleh Myanmar yang dibuat setelah kudeta 1 Februari.
Petugas polisi anti huru hara naik kendaraan polisi saat rapat umum menentang kudeta militer di Yangon, Myanmar. Foto: STR/REUTERS