Polisi Pastikan Rohandi yang Serang Polsek Penjaringan Bukan Teroris

9 November 2018 12:28 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolsek Penjaringan AKBP Rachmat Sungkar. (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kapolsek Penjaringan AKBP Rachmat Sungkar. (Foto: Darin Atiandina/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kapolsek Penjaringan AKBP Rachmat Sungkar memastikan aksi penyerangan yang terjadi di Polsek Penjaringan, Jumat (911) dini hari, tidak berkaitan dengan tindakan terrorisme.
ADVERTISEMENT
“Nggak ada, nggak ada hubungannya sama terroris, pengin mengakhiri hidup gitu. Itu dia kalau ditanya pengin balik ke kehidupan normal apa enggak, itu dia jawab enggak mau, cuma pengin mati, orang sudah putus asa,” ujar Rachmat kepada wartawan di Polsek Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (9/11).
Polsek Penjaringan telah bekerja sama dengan Densus 88 Mabes Polri untuk memastikan keterkaitan antara penyerangan yang dilakukan warga Teluk Gong bernama Rohandi tersebut dengan aksi terorisme.
Rohandi, pria yang menyerang polisi di Polsek Penjaringan, Jumat (9/11/2018). (Foto: istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Rohandi, pria yang menyerang polisi di Polsek Penjaringan, Jumat (9/11/2018). (Foto: istimewa)
“Pukul 02.00 WIB ada 10 orang Densus datang langsung ke polsek. Mereka sudah periksa ke rumahnya, sudah di datangin ya, hasilnya dipastikan memang bukan teroris, enggak ada aliran apa-apa,” ujar Rachmat.
“Jadi yang bilang bukan terorris itu Densus, berdasarkan hasil pencarian dan penggeledahan Densus,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Rachmat menyebut motif di balik penyerangan Rohandi adalah depresi. Rohandi diduga depresi karena tekanan hidup dan menginginkan untuk bunuh diri dengan menyerang kantor polisi.
“Ya dia depresi, mau nikah batal, terus sakit juga, nggak kerja, sering dimarahin juga, dia kakaknya ada tiga dan sering marahin dia, disuruh kerja enggak mau, makanya sering dimarahi,” pungkasnya.
Rohandi menyerang Polsek Penjaringan Jumat (9/11) sekitar pukul 01.35 WIB. Ia menyerang Polsek Penjaringan seorang diri menggunakan senjata tajam berjenis golok dan pisau. Pada saat penyerangan pelaku juga meneriakkan kalimat takbir.