Polisi Petakan Daerah Rawan Konflik di Yogya Jelang Kampanye Akbar

5 Maret 2019 14:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Armaini. Foto: Dok. Humas Polda DIY
zoom-in-whitePerbesar
Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Armaini. Foto: Dok. Humas Polda DIY
ADVERTISEMENT
Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Armaini, mengatakan pihaknya telah melakukan pemetaan pengamanan pemilu di Kota Gudeg. Pemetaan itu khususnya menjelang jadwal kampanye akbar yang dimulai pada 24 Maret hingga 13 April.
ADVERTISEMENT
Dari hasil pemetaan itu, diketahui Yogyakarta menjadi daerah yang rawan terjadi gesekan alias konflik. Gesekan itu sering terjadi antara laskar PDI Perjuangan dengan laskar PPP.
“Di Yogya ini rawan konflik gesekan antara laskar-laskar hijau (PPP) dengan laskar-laskar merah (PDI Perjuangan). Sebenarnya hari-hari biasa tidak ada masalah. Tapi ketika ada acara yang berkaitan dengan politik kita nanti antisipasi rapat terbuka yang dimulai tanggal 24 Maret,” kata Armaini di sela-sela pemusnahan pohon ganja di Lapangan Panahan, Kota Yogyakarta, Selasa (5/3)
Untuk mengantisipasi gesekan, sejumlah personil juga akan ditempatkan di titik-titik singgung.
“Beberapa titik ada di Ngabean titik singgung antara basis hijau (PPP) dan merah (PDI Perjuangan). Daerah Jogokariyan kita juga petakan pernah terjadi konflik kan di situ. Kemudian daerah Warungboto itu daerah basis. Kita sudah letakkan (personil) berdasarkan peta ini ketika melakukan pengamanan. Kita bisa atur jalurnya apakah merah atau hijau nanti mau lewat kita atur jalan yang aman,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Koordinasi dengan KPU dan Bawaslu, kata Armaini, juga dilakukan agar jangan sampai kegiatan yang diadakan dua kubu ini dalam waktu atau tempat yang sama. Tindakan tegas juga diberikan kepada peserta konvoi yang melakukan pelanggaran lalu lintas, terutama knalpot racing.
Ilustrasi kampanye. Foto: Thinkstock
Sementara itu Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, mengatakan konflik yang terjadi di Kota Gudeg pada masa pemilu belakangan ini dipicu oleh fanatisme berlebihan pendukung partai politik. Kelompok massa, kata Heroe, rawan terprovokasi.
"Jadi sebenaranya apa yang terjadi di Yogya ini kan sudah biasa. Di Yogya ini ada fanatisme kelompok dari partai. Kemudian setiap kampanye sering terjadi (konflik) meskipun kita sudah mengantisipasi,” kata Heroe .
Heroe mengatakan, sebenarnya sudah ada kesepakatan di antara pihak-pihak yang sering berkonflik. Salah satunya menyepakati jalan yang tidak boleh dilalui saat konvoi dilaksanakan.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya di antara teman-teman yang berkonflik sudah ada kesepakatan tidak tertulis bahwa dan juga kesepakatan dengan seluruh jajaran keamanan bahwa setiap konvoi untuk tidak melewati jalan-jalan tertentu. Itu sudah disepakati bersama,” kata dia.
Diharapkan kesepakatan tidak tertulis tersebut dapat mengurangi gesekan yang berujung konflik. Selain itu dia juga meminta kepada kelompok-kelompok pendukung partai agar tidak mudah terpancing provokasi.
“Masing-masing kita menjaga diri. Saya harapkan tidak ada provokasi-provokasi dari pihak lain karena sebenarnya sudah bertemu kesepahaman kesekian kalinya,” kata dia.