Polisi Sri Lanka Tangkap Dua Anggota Parlemen karena Hasut Kekerasan

18 Mei 2022 15:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kendaraan yang rusak akibat bentrokan demonstran pro dan anti-pemerintah di dekat kediaman resmi Perdana Menteri, didorong ke danau, di Kolombo, Sri Lanka, Selasa (10/5/2022). Foto: Dinuka Liyanawatte/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Kendaraan yang rusak akibat bentrokan demonstran pro dan anti-pemerintah di dekat kediaman resmi Perdana Menteri, didorong ke danau, di Kolombo, Sri Lanka, Selasa (10/5/2022). Foto: Dinuka Liyanawatte/REUTERS
ADVERTISEMENT
Polisi Sri Lanka pada Rabu (18/5/2022) menangkap dua anggota parlemen partai yang berkuasa karena diduga menghasut kekerasan massa.
ADVERTISEMENT
Para pejabat itu ialah Sanath Nishantha dan Milan Jayathilake. Mereka berasal dari partai Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa. Penyelidik kriminal menginterogasi keduanya pada Selasa (17/5/2022).
"Ada bukti langsung terhadap dua anggota parlemen dan itulah sebabnya mereka ditangkap," ungkap pejabat kepolisian yang merahasiakan namanya, dikutip dari AFP, Rabu (18/5/2022).
Kepolisian telah menyita paspor keduanya terlebih dahulu pada pekan lalu. Adapun 22 politikus lain yang paspornya turut disita menyusul tuduhan hasutan kekerasan.
Di antaranya, terdapat mantan perdana menteri Sri Lanka, Mahinda Rajapaksa. Dia adalah kakak laki-laki Presiden Rajapaksa. Mereka dituding menjerumuskan negara itu ke dalam kerusuhan. Kekerasan tersebut menewaskan sembilan orang pada pekan lalu.
Sebuah bus dan kendaraan polisi dibakar di dekat kediaman resmi Perdana Menteri Sri Lanka Mahinda Rajapaksa di Kolombo, Senin (9/5/2022). Foto: Ishara S. Kodikara/AFP
Ribuan pendukung partai berkuasa memicu kerusuhan tersebut pada 9 Mei. Mereka menyerang aksi unjuk rasa damai dari demonstran anti-pemerintah.
ADVERTISEMENT
Para demonstran anti-pemerintah telah lama menuntut pengunduran diri Presiden Rajapaksa. Sebab, dia menyebabkan krisis ekonomi yang melumpuhkan negara itu. Tetapi, para demonstran menjalankan aksinya tanpa kekerasan selama ini.
Bentrokan dengan pendukung pemerintah lalu mengubah situasi. Serangan massa tersebut memicu kekerasan balasan.
Hingga lebih dari 70 rumah pemimpin partai tersebut lantas dihancurkan. Bentrokan turut mencederai ratusan orang. Lebih dari 225 korban dilarikan ke rumah sakit usai kerusuhan.
Polisi menangkap sekitar 500 orang sehubungan dengan kekerasan tersebut. Mahinda Rajapaksa kemudian mengundurkan diri dari jabatannya. Namun, pengunjuk rasa anti-pemerintah tidak merasa puas.
Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe berbicara saat konferensi pers. Foto: AFP/ISHARA S. KODIKARA
Ribuan orang terus berdemonstrasi di luar kantor presiden di Kolombo. Mereka masih menuntut sang presiden mundur. Dia dinilai tidak mampu mengatasi krisis ekonomi yang kian mencekam.
ADVERTISEMENT
Krisis tersebut telah mengakibatkan kekurangan pasokan pangan dan bahan bakar. Krisis devisa juga menyebabkan kelangkaan 14 obat esensial, termasuk vaksin antirabies. Rekor inflasi dan pemadaman listrik hanya turut menambah penderitaan warga.
Ranil Wickremesinghe lalu diangkat sebagai perdana menteri. Wickremesinghe mendapat dukungan penting dari dua partai oposisi utama untuk membentuk pemerintahan persatuan. Tetapi, dia tak kunjung membentuk kabinet lengkap.
Wickremesinghe masih membicarakan perihal itu dengan mitra koalisi potensial. Empat menteri baru diangkat olehnya pada Sabtu (14/5/2022).