news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Polisi Tak Akan Periksa Pacar Pria di Bantul Jual Perabot, Tak Ada Pemerasan

25 November 2021 10:47 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi rumah orang tua DRS di Pundong, Bantul yang perabotan hingga gentingnya dijual demi berfoya-foya dengan teman perempuannya. Foto: Polsek Pundong
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi rumah orang tua DRS di Pundong, Bantul yang perabotan hingga gentingnya dijual demi berfoya-foya dengan teman perempuannya. Foto: Polsek Pundong
ADVERTISEMENT
Polisi memastikan tidak akan memeriksa pacar Dwi Rahayu Saputro alias DRS (24), pria asal Kecamatan Pundong, Kabupaten Bantu yang nekat jual perabotan rumah milik ibunya. Uang hasil penjualan perabotan diketahui untuk kehidupan sehari-hari DRS dan membeli hadiah untuk sang pacar.
ADVERTISEMENT
Kanit Reskrim Polsek Pundong, Ipda Heru Pracoyo mengatakan bahwa dari hasil dari penyidikan tidak ditemukan unsur pemerasan dari sang pacar ke DRS. Pemberian hadiah itu dilakukan secara sukarela.
"Penyidik tidak akan memeriksa uang hasil penjualan (perabot yang) digunakan untuk menyenangkan pacar DRS," kata Heru dikonfirmasi, Kamis (25/11).
Heru mengatakan bahwa perabotan itu dijual DRS secara acak. Artinya tidak ditemukan penadah barang-barang yang dijual DRS.
"Ada yang dijual ke temannya dan ada ke teman almarhum bapaknya," katanya.
Sementara itu, sang ibu yaitu Paliyem (53), menurut Heru tidak akan mencabut laporannya. Hukuman ini justru diharapkan menjadi efek jera bagi DRS.
"Ibunya tidak akan mencabut laporan," katanya.
Dwi Rahayu Saputro, seorang anak yang tega jual isi rumah ibunya demi bahagiakan pacar. Foto: Erfanto/Tugu Jogja
DRS ini diketahui merupakan anak tunggal. Sebenarnya DRS memiliki kakak, akan tetapi sang kaka sudah meninggal saat kecil.
ADVERTISEMENT
"Sekarang anak tunggal tapi kakaknya meninggal sejak kecil," pungkasnya.
DRS ini diketahui tinggal sendiri di rumah. Beberapa bulan yang lalu sang ayah meninggal dunia. Sementara, sang ibu bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) di Kasihan, Bantul dan tinggal di rumah majikannya.
DRS mulai menjual perabotan sejak 14 Oktober. Dia mulai menjual perabotan rumah mulai dari meja, kursi, hingga lemari.
"Ibunya tidak tahu karena tinggal di tempat dia kerja," kata Heru beberapa waktu lalu.
Puncaknya, pada 7 November, genting rumah orang tuanya pelaku turunkan. Genting pun sudah naik truk untuk dijual tetapi berhasil dicegah warga.
"Ibunya dikabari lalu pulang," katanya
Sang ibu yang bernama Paliyem (53) sudah jengah dengan kelakuan sang anak. Paliyem pun memutuskan untuk melapor ke polisi.
ADVERTISEMENT
"Paginya tetap melaporkan. Ya sudah kita dari polsek melayani sesuai keinginan ibu," bebernya.
Perabotan dijual DRS secara sembarang kepada orang yang mau dengan harga yang sangat murah. Uang hasil penjualan kemudian digunakan untuk foya-foya dengan perempuan kenalannya.
Contohnya saja lemari, daun pintu, kursi panjang hanya dijual Rp 500 ribu. Kemudian sejumlah daun pintu, kursi, meja, lemari hanya dijual Rp 700 ribu. Padahal untuk harga normal satu daun pintu bisa mencapai Rp 2 juta.
"Jadi buat foya-foya saja," katanya.