Polisi Tangkap 7 Orang Terkait Grup WA Anak STM, 1 Kreator Tersangka

2 Oktober 2019 16:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kericuhan massa aksi siswa STM di Jalan Tentara Pelajar, Palmerah, Jakarta, Rabu (25/9/2019). Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kericuhan massa aksi siswa STM di Jalan Tentara Pelajar, Palmerah, Jakarta, Rabu (25/9/2019). Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Anak-anak STM mengaku berdemonstrasi ke Jakarta karena undangan lewat media sosial. Polisi pun melakukan patroli siber.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, Direktorat Siber Bareskrim Polri menangkap total tujuh orang yang diduga terlibat dalam belasan grup WhatsApp anak STM yang berisi ajakan demonstrasi ke DPR. Satu dari tujuh orang itu merupakan kreator grup WA tersebut.
“Dari hasil patroli siber, ada 14 grup [WhatsApp], dari 14 grup tersebut berhasil diamankan tujuh orang. [Ada] satu kreator dan enam, baik sebagai member maupun admin,” ucap Karopenmas Div Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, di Mabes Polri, Rabu (2/10).
Kasubdit II Dit Siber Bareskrim Polri, Rickynaldo Khairul, mengatakan, para pelaku ditangkap di beberapa lokasi berbeda pada Selasa (1/10). Kreator grup bernisial RO ditangkap di Depok, Jawa Barat.
“Satu orang (kreator) ditetapkan sebagai tersangka,” kata Rickynaldo.
ADVERTISEMENT
Selain RO, keenam orang lainnya yakni MPS (17) di Garut, Jawa Barat. Ia merupakan admin grup 'STM/SMK Se-Nusantara'. Lalu ada WR (17), pelajar asal Bogor yang menjadi admin grup 'SMK/STM Se-Jabodetabek'.
“Selanjutnya DH, 17 tahun, pelajar wilayah Bogor. Yang bersangkutan admin WA grup 'Jabodetabek Demokrasi'. Lalu ada MAM (29), seorang pedagang. Yang bersangkutan admin grup 'STM Se-Jabodetabek',” kata dia.
“Di Batu, Malang, ditangkap dua orang, Saudara KS, 16 tahun, dan DI, yang bersangkutan admin grup 'SMK/STM S-Jabodetabek,” sambungnya.
Saat ini, keenam admin member grup tersebut masih menjalani pemeriksaan di polres masing-masing kota.
“Semua diamankan di masing-masing polres, Garut, Bogor, Subang, Malang. Kecuali kreator (diamankan di) Direktorat Siber," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Polri juga menegaskan bahwa tudingan polisi merekayasa sebuah grup WA sebagaimana yang tersiar di medsos adalah tidak benar. "Polisi selaku kreator adalah tidak benar," tegas Rickynaldo.
Sebelumnya, screenshot percakapan anak-anak STM itu tersebar di media sosial. Dalam percakapannya, mereka meminta bayaran sebelum merusuh saat demo.
Polri sebelumnya juga mengaku telah mendeteksi empat orang pelaku. Namun, Polri belum bersedia mengungkap siapa dan darimana empat pelaku itu.
“Sudah di-profilling dan identifikasi akun-akunnya oleh siber. Sudah ada empat tersangka, nanti setelah ditangkap, disampaikan,” kata Dedi Prasetyo saat dihubungi, Selasa (1/10).
Screenshot percakapan itu diunggah oleh sejumlah akun Twitter, di antaranya @yusuf_dumdum dan @OneMurtadha. Anak-anak STM di grup itu marah ke korlap aksi karena uang tak kunjung dibayar.
ADVERTISEMENT
Namun, banyak netizen menganggap tudingan tersebut terkesan janggal. Mereka lalu mencoba mengecek nomor ponsel anggota di WhatsApp group itu melalui aplikasi pelacak nomor telepon Truecaller atau Get Contact.
Hasilnya, nomor-nomor itu tercatat milik oknum-oknum polisi. Kejanggalan lainnya adalah nomor luar negeri yang digunakan beberapa anggota.