PTR, lokasi perakitan Bom di Mapolrestabes Medan

Polisi Tangkap Kakak-Beradik di Sumut Terkait Bom Bunuh Diri di Medan

15 November 2019 16:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi mensterilkan Jalan Tambak Lingkungan 20 Kelurahan Canang Kering, Kecamatan Medan Belawan. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Polisi mensterilkan Jalan Tambak Lingkungan 20 Kelurahan Canang Kering, Kecamatan Medan Belawan. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
ADVERTISEMENT
Polisi tangkap dua kakak beradik, A (28) dan F(23), warga Jalan Tambak Lingkungan 20, Kelurahan Canang Kering, Kecamatan Medan Belawan, Medan, Sumatera Utara. Keduanya ditangkap pada Kamis (14/11) malam lantaran diduga terkait aksi bom bunuh diri Polrestabes Medan.
ADVERTISEMENT
Dua orang itu ditangkap di salah satu gubuk yang terbuat dari papan di dekat tambak udang dan ikan di daerah itu. Informasi yang diperoleh kumparan, dua orang itu merupakan teman ngaji, Rabbial Muslim Nasution alias RMN (24), bomber Polrestabes Medan.
Gubuk di lokasi itu kini dipasangi garis polisi. Diduga gubuk itu merupakan lokasi pembuatan bom. Hingga saat ini pihak kepolisian masih terus berjaga untuk mensterilkan lokasi dari masyarakat.
Polisi mensterilkan Jalan Tambak Lingkungan 20 Kelurahan Canang Kering, Kecamatan Medan Belawan. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
Orang tua A dan F, Rudi Suharto (52), mengatakan dia yang menyerahkan dua anaknya itu ke kepala lingkungan setempat. Kemudian, kepala lingkungan menyerahkan A dan F ke polisi.
Sementara satu anaknya Rudi yang bernama Andri (25) berhasil kabur. Andri kabur sesaat setelah peristiwa bom bunuh diri di Polrestabes Medan muncul di pemberitaan televisi nasional.
ADVERTISEMENT
"Saya menyerahkan kepada kepala lingkungan (kepling) pukul 20.30 WIB, tak lama berselang, sekitar pukul 21.00 WIB, pihak kepolisian datang ke rumah kepling, lalu pukul 22.00 WIB mereka dibawa polisi," ujar Rudi.
Rudi mengetahui anaknya diduga terlibat bom bunuh diri saat menonton televisi. Dia pada saat itu melihat sketsa wajah Rabbial yang ternyata dikenalinya. Rabbial merupakan teman dekat ketiga anaknya.
Parit menuju gubuk milik Aris dan Fadli. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
"RMN sering ke mari dan kadang-kadang main mereka sama. Dia lebih sering datang siang," ujar Rudi.
Informasi tentang dugaan keterlibatan anak Rudi juga telah diketahui kepala lingkungan setempat. Rudi kemudian melarang ketiga anaknya keluar rumah. Namun satu anaknya yang bernama Andri kabur.
"Sempat saya tanya kepada anak saya, 'kok bisa kayak gini kalian. Kan bapak suruh ngaji bagus-bagus'. Saya bilang, 'kalian harus bertanggung jawab. Karena sampai kapanpun kalian lari pasti akan dicari terus'," tutur Rudi menirukan pesan ke anak-anaknya.
ADVERTISEMENT
Mengenai adanya dugaan gubuk yang diduga dijadikan markas perakitan bom, Rudi membantahnya. Menurutnya gubuk itu hanya digunakan sebagai tempat peristirahatan keduanya.
"Bukan markas, karena kalau markas itu kan memang tempat persembunyian, inikan bukan tempat persembunyian. Orang pun aktivitas saya di situ setiap hari. Satu harian saya di situ, 3 (sampai) 4 kali ke situ," ujar Rudi.
Gubuk yang diduga dijadikan tempat perakitan bom. Foto: Rahmat Utomo/kumparan
Rudi tak mengetahui secara pasti apakah ketiga anaknya menjadikan gubuk itu tempat perakitan atau tidak. Musababnya, ketiga anaknya sering menginap di tempat itu pada malam hari karena menjaga tambak.
"Sewaktu kejadian bom pun, orang itu kumpul di situ bertiga. Kalau (merakit bom) itu saya kurang tahu. Tapi nanti kan ada hasil pemeriksaan dari polisi. Ada kejanggalan apa tidak," ujar Rudi.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten