Polisi Usul Anak STM Diberi Ujian Harian hingga Ekskul Agar Tak Ikut Demo
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pasalnya, dari 2.667 orang yang diamankan usai aksi unjuk rasa ricuh menolak Omnibus Law, 70 persen dari mereka adalah anak-anak.
"Memang sanksi bagi masyarakat harus ada, memang arah ke sana, pencegahannya mereka harus diberikan kegiatan apakah bentuknya ekstrakulikuler, bisa juga ujian-ujian harian, di samping juga ada pengawasan dari orang tua," kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Nana Sudjana, kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Senin (26/10).
Banyak pelajar yang ditahan polisi ini memang jadi keprihatinan tersendiri. Sebagian besar pelajar tersebut turun ke jalan karena pesan-pesan dari media sosial. Menurut polisi, pesan ini bernada hasutan dan provokasi.
"Terkait dengan keterlibatan pelajar, ada 2 hal kegiatan yaitu melalui medsos dan melalui ajakan langsung. Dari hasil keterangan beberapa pelajar bahwa mereka memang lebih banyak diajak dari medsos, diajak untuk melakukan aksi demo tetapi di situ ada mengarah kepada demo anarkis," kata Nana.
ADVERTISEMENT
Hal ini merupakan satu fenomena, bagaimana justru pelajar yang terlibat dalam kerusuhan dalam demo.
Maka, Kapolda Metro pun menggelar pertemuan dengan Pangdam Jaya, Gubernur DKI dan Kepala Sekolah se Jabodetabek untuk memecahkan masalah ini bersama-sama.
Salah satu usulan Kapolda Metro adalah penambahan ekstrakulikuler yang berbasis pada pembentukan karakter serta pengetahuan tentang Pancasila.
"Supaya para pelajar ini tidak mudah terhasut dengan ajakan-ajakan yang mengarah kepada masalah pidana. Ini inti pertama kita melakukan coffee morning dengan Gubernur, Pangdam, kepala dinas pendidikan dan para Kepala Sekolah di Polda Metro Jaya ini," tutup Nana.