Politikus PDIP: Gibran Dibawa ke Jakarta atau ke Mana Itu Urusan Ibu Ketum

7 April 2022 19:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
Calon Wali Kota Solo, Gibran, temui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri di Kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar Jakarta Pusat, Rabu (5/8/2020). Foto: Dok. PDIP
zoom-in-whitePerbesar
Calon Wali Kota Solo, Gibran, temui Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri di Kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar Jakarta Pusat, Rabu (5/8/2020). Foto: Dok. PDIP
ADVERTISEMENT
Ketua Bapillu PDIP Bambang Wuryanto berbicara mengenai kans Walkot Solo Gibran Rakabuming Raka diusung pada Pilgub DKI 2024. Gibran belakangan ramai didatangi elite partai politik.
ADVERTISEMENT
Pria yang disapa Pacul ini mengatakan hal itu tergantung keputusan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Kalau soal kebijakan kepartaian, misalnya Mas Gibran mau dibawa ke Jakarta, atau mau dibawa ke mana, itu urusan Ibu (Megawati). Kalau sudah jadi, Pacul ini mau gini, pasukan kerahkan untuk mau pertempuran itu tugas saya," kata Pacul di Gedung DPR, Senayan, Kamis (7/4).
Pacul pun tak masalah saat ini banyak tokoh dari partai lain yang melakukan pertemuan dengan Gibran seperti Sekjen Gerindra Ahmad Muzani hingga Ketum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas). Lalu, Gerindra akan merencanakan pertemuan Gibran dengan Ketum Prabowo Subianto.
"Kalau ada orang tertarik datang ke Putra Presiden itu di mana-mana. Orang tertarik untuk mendatangi anak orang kuat. Orang kuat secara politik, orang kuat secara ekonomi, orang kuat secara pemikiran banyak yang datang," tutur Ketua Komisi III DPR ini.
Zulhas temui Gibran di Solo. Foto: Dok. Istimewa
"Sopo? Pak Muzani berharap mau mengatur jadwal antara Mas Gibran dan Pak Prabowo boleh enggak? Ya boleh saja. Apa yang salah. Kasih tahu apa yang salah?," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan pertemuan Gibran dengan tokoh parpol lain tak perlu mendapatkan izin dari Megawati. Pacul berpandangan hal itu merupakan hubungan antar pribadi.
"Hubungan antar manusia kan biasa. Apalagi sesama anak bangsa. Monggo. Kan begitu, dipersilakan. Misalnya, contoh, itu sedang diatur pembicaraan bilateral antara misalnya Pak Presiden dengan anggaplah, dengan Presiden Ukraina, Rusia, siapa yang larang? Boleh-boleh saja toh," ujarnya.
"Apalagi di sini sesama anak bangsa. Ya boleh, Pak Muzani mau ketemu Pak Prabowo, Mas Gibran monggo saja. No problemo. Istilah anak muda sekarang," tutup Pacul.