Politikus PDIP: Wajar SBY Gundah, Jangan Salto Politik terkait Omnibus Law

13 Oktober 2020 15:09 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua DPP PDIP, Hendrawan Supratikno di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (22/7). Foto: Paulina Herasmarinandar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPP PDIP, Hendrawan Supratikno di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (22/7). Foto: Paulina Herasmarinandar/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut ada banyak pihak menudingnya sebagai dalang di balik demo penolakan Omnibus Law yang berujung ricuh. Eks Ketum Partai Demokrat itu heran mengapa kerap dituduh menjadi dalang di balik sebuah aksi unjuk rasa besar.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, anggota DPR Fraksi PDIP Hendrawan Supratikno menilai wajar SBY merasa gundah. Apalagi, ia difitnah melakukan sesuatu yang tak pernah dilakukan.
"Saya memahami perasaan dan kegundahan Pak SBY. Siapa pun yang difitnah atau disalahmengerti, memiliki perasaan dan nuansa batin serupa dengan Pak SBY," kata Hendrawan kepada kumparan, Selasa (13/10).
Namun, Hendrawan menilai tudingan ini disebabkan oleh sikap politik Partai Demokrat yang kerap berubah terkait UU Cipta Kerja. Sikap Demokrat yang berubah-ubah ini, lanjut Hendrawan, menjadi pangkal kisruh yang kemudian menyeret nama SBY.
"Di sinilah saya berulang kali menyebut tentang arti penting konsistensi sikap. Dalam kasus Omnibus Law, yang menjadi pangkal kisruh ini, sikap Demokrat terlihat zig-zag, melompat-lompat," ujarnya.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pidato kontemplasi di Pendopo Puri Cikeas, Bogor, Senin (9/9). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Dalam pembahasan sangat mendukung, bahkan terkesan mendorong ke arah reformasi struktural yang lebih banyak. Tiba-tiba berubah karena perhitungan politik, memanfaatkan momentum yang ada. Siapa pun akan geleng-geleng kepala menyaksikan 'salto politik' ini," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, Anggota Baleg DPR RI ini berpesan agar para tokoh bangsa mengutamakan kepentingan nasional. Pun, jangan ada tokoh atau parpol yang memanfaatkan kesempatan di tengah peristiwa politik tertentu.
"Jangan tergoda menarik manfaat dari momen-momen sesaat yang berakibat menggerus modal kebersamaan kita sebagai bangsa," jelasnya.
Sebelumnya, SBY membantah tudingan membiayai atau menunggangi aksi demo Omnibus Law tersebut. Respons ini disampaikannya dalam sebuah diskusi isu terkini yang diunggah di akun YouTube resminya, Senin (12/10).
"Ya, enggak tahu saya, enggak tahu, apa barangkali nasib saya dibeginikan terus ya," ujar SBY saat menjawab pertanyaan salah satu peserta diskusi.