Politikus PKS Minta PSBB Tak Terlalu Ketat untuk Salat Id

17 Mei 2020 17:40 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Komisi VIII DPR RI, Bukhori Yusuf saat rapat kerja virtual Komisi VII bersama Kepala BNPB/ Gugus Tugas Covid 19 di Jakarta, Senin (6/4). Foto: Dok. DPR RI
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Komisi VIII DPR RI, Bukhori Yusuf saat rapat kerja virtual Komisi VII bersama Kepala BNPB/ Gugus Tugas Covid 19 di Jakarta, Senin (6/4). Foto: Dok. DPR RI
ADVERTISEMENT
Beberapa MUI Provinsi di Indonesia telah menetapkan salat Idul Fitri dilaksanakan di rumah. Seperti MUI Jakarta dan MUI Bali.
ADVERTISEMENT
Sementara Anggota Komisi Keagamaan (VIII) DPR Bukhori Yusuf menilai salat id juga bisa digelar di lapangan, namun tetap dengan protokol COVID-19.
"Untuk solat Id ini tentunya kita tetap menghargai keputusan pemerintah. Tetapi, jangan terlalu ketat dibuat aturan yang orang sama sekali tidak bisa melaksanakan salat Id secara bersama. Kan protokol kesehatannya tetap dilaksanakan," kata Bukhori kepada kumparan, saat dimintai tanggapan, Minggu (17/5)
"Misalnya dalam melaksanakan salat Id itu dipersyaratkan jangan dilaksanakan di masjid, di lapangan yang luas. Supaya masyarakat itu bisa improvisasi," sambungnya.
Politikus PKS itu menjelaskan, nantinya physical distancing (jaga jarak) hingga memakai masker tetap diwajibkan bagi jemaah. Pun, opsi lainnya menurut Bukhori waktu pelaksanaan Solat Id juga bisa dipangkas.
ADVERTISEMENT
"Mereka juga diwajibkan pakai masker dan sebelum masuk juga harus bersih dan cuci tangan. Ketiga pelaksanaannya tidak terlalu lama, anggap saja khotbah 20 menit, solat 10 menit. Ini cuma hanya 30 menit pelaksanaannya," jelasnya.
Teknisnya, menurut Bukhori salat Id bisa dilaksanakan per Rukun Tetangga (RT), sehingga menurutnya patokannya bukan status Provinsi apakah zona merah atau tidak.
"Menurut saya ukurannya bukan di tingkat Provinsi bukan juga tingkat kota tapi juga tingkat RT RW. Kontrolnya lebih terukur. Jadi siapa RT yang kena, itu tidak. Nah, kalau ada satu orang di RT yang kena, dipastikan tidak. RT pasti tahu mana yang bisa mana yang boleh. Atau hanya person person yang kemudian dia bergabung dengan RT yang aman," tutur Bukhori.
Suasana Salat Id di NTT. Foto: Aulia Fauzi/kumparan
Lebih lanjut, Legislator dapil Jateng itu berpesan kepada pemerintah perlu memikirkan pelonggaran di tempat tempat rumah ibadah. Untuk solat Id, Bukhori menegaskan bukan di masjid, namun di lapangan yang luas.
ADVERTISEMENT
Sebab, dalam salat Id tak hanya disunnahkan untuk lelaki, namun juga untuk perempuan yang haid. Tujuannya menurut Bukhori untuk kebersamaan. Dalam penanganan corona, menurut Bukhori pemerintah tak bisa hanya menggunakan pendekatan kesehatan, namun juga perlu menggunakan pendekatan keagamaan.
"Jangan dikira doa ini tidak punya peran. Doa sendiri oke, tetapi anda harus tahu doa bersama dalam keyakinan umat islam itu jauh lebih didengar ketimbang doa sendiri di situlah tempat rahasianya," kata Bukhori.
"Orang ketika beribadah ketemu sesama itu pasti menimbulkan semangat baru kesenangan ketentraman batin lalu kemudian kesejukan. Nah, kondisi kesejukan ketentraman itu meningkatkan daya imunitas yng sangat tinggi padahal covid itu hanya bisa menular kepada orang-orang yang daya imunnya rendah," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
*****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.