news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Polri Bantah Ada 'Geng Solo' dalam Mutasi Jenderal

24 Desember 2019 23:51 WIB
comment
12
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Upacara Pelantikan di Mabes Polri Foto:  Amanaturrosyidah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Upacara Pelantikan di Mabes Polri Foto: Amanaturrosyidah/kumparan
ADVERTISEMENT
Santer terdengar adanya isu 'Geng Solo' bentukan Presiden Jokowi di tubuh Polri. Hal itu mencuat terkait pemilihan sejumlah jabatan strategis di Polri yang diisi jajaran Polres Solo saat Jokowi menjabat Wali Kota Solo.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah pengangkatan Irjen Nana Sudjana sebagai Kapolda Metro Jaya. Irjen Nana pernah menjabat Kapolresta Solo semasa Jokowi menjadi wali kota.
Irjen Nana Sudjana. Foto: Dok. Polri
Merespons hal itu, Kadiv Humas Polri Irjen Pol M Iqbal membantah isu itu. Ia menyebut, mutasi pejabat Polri merupakan hal yang wajar dan kebutuhan organisasi.
“Mutasi jabatan di Polri ada mekanismenya. Melihat track record atau rekam jejak dan lewat Wanjakti (Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi),” kata Iqbal dalam kunjungan Kapolri dan Panglima TNI di 3 gereja di Jakarta saat perayaan malam Natal, Selasa (24/12).
“Sama sekali tidak ada parameter geng,” tambah Iqbal.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Muhammad Iqbal. Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir
Pihak Istana juga menepis isu liar tersebut. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, Presiden pasti memiliki pertimbangan kinerja untuk menunjuk jajaran Polri. Tak mungkin hanya memikirkan kepentingan politiknya.
ADVERTISEMENT
"Jadi semua itu dasarnya talent scouting, bukan political appointing. Jadi sekali lagi, tidak mungkin suatu jabatan strategis dipertaruhkan sembarangan. Pasti ada pertimbangan-pertimbangan kalkulasi yang menunjukkan yang bersangkutan punya kapasitas buat bekerja," jelas Moeldoko di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta, Senin (23/12).
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang
Kedua, menurut Moeldoko, Jokowi juga pasti mempertimbangkan soal kesetiaan jajarannya kepada atasan hingga negara. Sehingga, Moeldoko memastikan tak benar sangkaan yang menyebut Jokowi akan membentuk 'Geng Solo' di Polri.
"Punya loyalty untuk bekerja baik kepada atasan maupun organisasi dan negara. Ketiga, memiliki integritas yang baik. Jadi 3 hal itu selalu jadi pertimbangan seorang pemimpin untuk memilih pembantunya. Enggak mungkin sebuah jabatan penting dipertaruhkan dengan tempatkan orang yang enggak terbukti hebat di lapangan," tuturnya.
ADVERTISEMENT