Polri: Paham Radikal dan Antipemerintah Subur Karena Maraknya Hoaks

20 Desember 2020 10:10 WIB
Kadivhumas Polri Irjen Pol Argo Yuwono saat  konferensi pers tentang kebakaran gedung Kejaksaan Agung di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (23/10). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Kadivhumas Polri Irjen Pol Argo Yuwono saat konferensi pers tentang kebakaran gedung Kejaksaan Agung di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (23/10). Foto: Sigid Kurniawan/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Polri mengungkap maraknya penyebaran hoaks membuat paham radikal dan anti pemerintah semakin subur. Hal itu juga membuat ancaman terhadap keamanan negara.
ADVERTISEMENT
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan, radikalisme sudah ada sejak dulu yang terbentuk dari ketidakadilan dan melebarnya kesenjangan sosial di masyarakat.
Ilustrasi teroris. Foto: Indra Fauzi/kumparan
“Maraknya penyebaran hoaks tanpa filter melalui sosial media membuat paham radikal dan antipemerintah makin subur,” kata Argo lewat keterangannya, Minggu (20/12).
“Dari dulu sampai sekarang radikalisasi terbentuk sebagai bagian dari respons atas ketidakadilan dan makin melebarnya kesenjangan sosial di masyarakat,” tambah Argo.
Barang bukti yang berhasil diamankan dari tersangka Unang alias Ahmad Hasan Sabar. Foto: Densus 88
Argo menyebut, radikalisme juga menjadi alasan mengekspresikan ketidakpuasan dan kebencian. Polri pun terus melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan.
“Bahwa kemudian agama jadi satu alasan dalam mengekspresikan ketidakpuasan dan kebencian,” ujar Argo.
Sebelumnya, Polri mengungkap temuan baru dalam penangkapan kelompok Jamaah Islamiyah (JI) di Lampung. Dari hasil pemeriksaan, diketahui terdapat 6.000 sel aktif jaringan teroris yang diikuti Upik Lawanga dan Zulkarnaen tersebut.
ADVERTISEMENT
“Dari penjelasan beberapa tersangka, sekitar 6 ribu jaringan JI masih aktif, ini menjadi perhatian kita,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (18/12).
***
Saksikan video menarik di bawah ini: