Populasi China Semakin Menyusut pada 2023, Merosot Jutaan Orang

17 Januari 2024 13:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masyarakat China Foto: Aly Song/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat China Foto: Aly Song/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penyusutan populasi di China masih berlanjut. Fenomena ini semakin memburuk pada 2023, dengan laju penyusutan lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Sempat menjadi negara dengan populasi terpadat di dunia, China kini digeser oleh India sejak tahun lalu. Menurut Worldometers, India ada di peringkat pertama negara berenduduk terpadat di dunia sebanyak 1,428 miliar jiwa — sementara China beda tipis dengan 1,425 miliar.
Dikutip dari AFP, laporan mengenai perkembangan demografi terbaru China ini dipublikasikan oleh National Bureau of Statistics (NBS) pada Rabu (17/1). Dijelaskan, China mengalami penurunan populasi dalam jumlah signifikan untuk pertama kalinya pada tahun lalu sejak 1960.
"Pada akhir 2023, populasi nasional adalah 1,428 miliar, turun 2,08 juta dibandingkan dengan populasi pada akhir 2022. Pada tahun 2023, jumlah kelahiran adalah 9,02 juta dengan tingkat kelahiran 6,39 per seribu," bunyi laporan NBS.
ADVERTISEMENT
Adapun penurunan populasi yang terjadi di tahun lalu dua kali lipat lebih besar dibandingkan penurunan yang dilaporkan pada 2022 — saat China kehilangan sekitar 850 ribu orang untuk pertama kalinya sejak enam dekade lalu.
Pelancong mengantre kereta di sebuah stasiun di Guangzhou di Provinsi Guangdong, China selatan, Jumat (28/1/2022). Foto: Chinatopix via AP
Banyak pihak yang menilai, penyusutan populasi dan angka kelahiran di China dipicu oleh semakin mahalnya biaya hidup dan lebih banyak perempuan memilih untuk berkarier dibandingkan menjadi ibu rumah tangga.
Pada 1980-an, China terkenal dengan kebijakan satu anak (one-child policy) ketat yang ditujukan untuk menekan laju kelahiran. Kebijakan ini sepertinya membuahkan hasil, tetapi membuat warga China lebih nyaman dan terbiasa untuk tidak memiliki banyak anak lagi.
Ketika menyadari adanya ancaman krisis demografi, pemerintah lalu mencabut kebijakan itu dan justru mendorong agar pasangan suami istri memiliki lebih dari satu anak pada 2016. Bahkan, di tahun 2021 pemerintah mengizinkan setiap keluarga memiliki tiga anak.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, upaya besar-besaran yang dilakukan pemerintah untuk mengembalikan populasi tidak membuahkan hasil — bahkan, hal itu dianggap mustahil. "Tren penurunan populasi China pada dasarnya tidak mungkin dibalik," kata ahli demografi independen He Yafu.
"Bahkan jika kesuburan didorong, tingkat kesuburan Cina tidak mungkin naik ke tingkat penggantian, karena sekarang generasi muda secara fundamental telah mengubah konsepsi mereka tentang kesuburan dan secara umum tidak mau memiliki lebih banyak anak," jelas He.