Populasi Tua Membuat Italia Amat Renta di Hadapan Corona

23 Maret 2020 6:28 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pria menggunakan masker melihat kapal pesiar Splendid yang akan digunakan sebagai rumah sakit sementara pasien virus corona di Genoa, Italia.  Foto: REUTERS / Massimo Pinca
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pria menggunakan masker melihat kapal pesiar Splendid yang akan digunakan sebagai rumah sakit sementara pasien virus corona di Genoa, Italia. Foto: REUTERS / Massimo Pinca
ADVERTISEMENT
Setiap hari, angka kematian akibat pandemi corona di Italia terus melonjak. Minggu (22/3), angka pasien meninggal menyentuh angka 651 per hari, menambah daftar pasien meninggal di Italia menjadi 5476.
ADVERTISEMENT
Dalam sepekan belakangan, Italia “rutin” mengalami ledakan angka kematian di atas 500 pasien meninggal per hari. Jumlah paling banyak terjadi pada Sabtu lalu yang mencapai nyaris 800 kasus.
Tingginya jumlah pasien meninggal membuat Italia menjadi negara dengan kasus kematian akibat corona terbanyak di dunia, bahkan menyalip China yang notabene memiliki kasus pasien positif terbanyak mencapai 81.250 dengan jumlah pasien meninggal 3.253. Padahal, Italia telah menerapkan karantina total sejak 12 Maret lalu di seluruh wilayah guna mengadang laju penyebaran corona.
Seorang wanita yang mengenakan masker berjalan di Galleria Vittorio Emanuele II, di Milan, Italia. Foto: REUTERS/Flavio Lo Scalzo
Angka kematian tinggi disebabkan faktor demografi Italia dengan jumlah penduduk berusia tua yang tidak sedikit. Menurut data PBB di tahun 2015, penduduk Italia dengan usia di atas 60 tahun mencapai 28,6 persen.
ADVERTISEMENT
Pola penyebaran COVID-19 kebanyakan menjangkiti kelompok usia 50 tahun ke atas jelas membuat populasi tua Italia semakin renta. “Rata-rata usia pasien kami 67 tahun, sementara China 46 tahun,” ungkap penasihat Menteri Kesehatan Italia Walter Ricciardi, dikutip dari Telegraph.
Lebih lanjut, data yang dikumpulkan The Journal of American Medical Association pada 17 Maret mencatat sebanyak 74,9 persen pasien positif adalah orang-orang berusia di atas 50 tahun. Kemudian 87 persen kematian di Italia adalah penduduk dengan usia di atas 70 tahun.
Sementara itu, temuan kasus pasien positif di Italia yang terus menggelembung diakibatkan oleh proses pengetesan yang terus menerus dilakukan otoritas Italia.
Dalam kondisi lockdown, sumber daya pemerintah bisa menyisir lebih efektif sehingga mampu menemukan lebih banyak pasien positif.
ADVERTISEMENT
Hal ini membuat layanan kesehatan punya sedikit ruang untuk bernafas guna menangani lonjakan pasien. “Jika dokter dan perawat bisa bekerja 24 jam, kita bisa saja bebas meninggalkan rumah,” kata Menteri Luar Negeri Italia Luigi Di Mario dalam wawancara dengan BBC.
Italia masih terus mempertahankan keputusan karantina wilayah karena belum adanya tanda-tanda penurunan penyebaran virus corona. Keadaan ini membuat Italia diprediksi bakal mengalami krisis ekonomi paling parah sejak Perang Dunia Kedua. Pemerintah telah mempersiapkan dana 28 miliar dolar Amerika Serikat atau setara Rp 432 triliun untuk menjamin hidup 60 juta warganya selama lockdown.