Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
ADVERTISEMENT
Gelombang mahasiswa dari berbagai daerah demo menentang UU KPK, RKUHP, hingga RUU Pertanahan. Aksi berlangsung sejak Senin (23/9) dan masih akan terjadi hingga hari ini, Selasa (24/9).
ADVERTISEMENT
Pagi ini, mereka rencananya demo di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta. Massa berdatangan dari Bandung hingga Semarang.
Keramaian soal aksi ini, juga terlihat di media sosial. #HidupMahasiswa menjadi trending di Twitter sejak pagi hari.
Hari ini merupakan aksi lanjutan. Pada Senin (23/9) kemarin, demo mahasiswa juga terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
Salah satu yang paling ikonik terjadi di Yogyakarta. Dalam aksi damai bertajuk 'Gejayan Memanggil', ribuan mahasiswa dari berbagai kampus di Kota Pelajar turun ke Gejayan yang penuh sejarah.
Jalan Gejayan merupakan jalan strategis di Sleman, yang dikitari oleh kampus-kampus besar seperti Universitas Sanata Dharma, UNY, UIN Sunan Kalijaga, UII, UGM, dll.
Menariknya, massa mahasiswa datang dengan membawa sejumlah spanduk bertuliskan kalimat-kalimat yang unik, lucu, dan kreatif.
ADVERTISEMENT
Mereka menyerukan agar elite politik di DPR mengembalikan demokrasi yang selama ini telah diperjuangkan. Aspirasi mereka serius, tapi disampaikan dengan nada kekinian ala anak muda zaman sekarang.
Hal serupa terjadi di Malang. Mahasiswa melakukan demonstrasi di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Malang,
Para mahasiswa yang berpakaian serba hitam itu menuntut Presiden Joko Widodo untuk mengeluarkan Peraturan Perundang-Undangan (Perpu) Pencabutan Undang-Undang (UU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan UU Sumber Daya Air.
Di sana, poster-poster unik juga dibentangkan. Dalam kegembiraan, mereka menuntut keadilan.
Di Jakarta, demo pun ramai. Mahasiswa dari UI, UIN Syarif Hidayatullah, Trisakti, UP, Unindra, dan lain-lain turun ke jalan.
Bahkan di antara mereka ada yang bertahan hingga larut malam. Suaranya sama, menghentikan pembahasan atau membahas ulang RUU yang kontroversial.
ADVERTISEMENT