Potret Bandelnya Masyarakat Indonesia yang Tetap Mudik: Siasat Akali Petugas

10 Mei 2021 11:58 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemudik sepeda motor memadati jalur pantura Karawang, Jawa Barat, Senin (10/5).  Foto: M Ibnu Chazar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pemudik sepeda motor memadati jalur pantura Karawang, Jawa Barat, Senin (10/5). Foto: M Ibnu Chazar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Jangan bandingkan dengan Singapura yang masyarakatnya dikenal disiplin dan aturan yang tegas. Tapi ini Indonesia, segala hal bisa terjadi. Termasuk yang dilarang malah dilanggar.
ADVERTISEMENT
Pemerintah secara resmi memberlakukan aturan larangan mudik mulai 6 hingga 17 Mei, sebagai upaya untuk menghambat penyebaran COVID-19. Sejak aturan itu diberlakukan, masyarakat di seluruh Indonesia dilarang untuk bepergian ke luar kota. Bagi yang membandel, maka akan diputar balik.
Namun, sepertinya banyak di antara mereka yang mengindahkan larangan tersebut. Sejak 6 Mei hingga Senin (10/5), polisi sudah memutarbalikkan ribuan kendaraan yang berisi pemudik yang nekat ingin kembali ke kampung halaman.
Polisi mengamankan pemudik motor yang memicu kerusuhan di jalur pantura Karawang, Jawa Barat, Senin (10/5). Foto: M Ibnu Chazar/ANTARA FOTO
Pada 9 Mei lalu, Polri sudah memutarbalikkan 70 ribu kendaraan yang terindikasi sebagai pemudik. Jumlah kendaraan yang diputarbalikkan tersebut merupakan hasil penyekatan di 381 titik yang tersebar dari Sumatera hingga Bali.
Sementara di Jakarta sendiri, Jasa Marga melaporkan, sebanyak 245 kendaraan sudah keluar dari Ibu Kota sejak 9 Mei.
ADVERTISEMENT
Jakarta hingga saat ini sudah menerbitkan 1.079 Surat Izin Keluar Masuk (SIKM), yang merupakan syarat untuk perjalanan warga Jakarta di masa larangan mudik Lebaran 2021.
Polisi mengatur lalu lintas kendaraan saat penyekatan di jalan Tol Jakarta-Cikampek, Karawang, Jawa Barat, Kamis (6/5). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
Pemprov DKI melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM PTSP) mencatat sudah 2.703 SIKM diajukan melalui kelurahan di seluruh Jakarta.
Hingga 9 Mei 2021 dari total pengajuan itu, sudah 1.079 SIKM yang diterbitkan, 1.447 ditolak, dan sisanya masih dalam proses.
Pengajuan SIKM untuk kunjungan keluarga sakit menjadi yang paling banyak, tercatat ada 1.723. Sementara provinsi tujuan paling banyak diajukan yakni Jawa Tengah dengan 495 pengajuan, disusul Jawa Barat 339, dan Jawa Timur, 159.

Lautan Pemudik di Jalur Pantura, Polisi Terpaksa Terapkan Diskresi

Pemudik sepeda motor memadati jalur pantura Karawang, Jawa Barat, Senin (10/5). Foto: M Ibnu Chazar/ANTARA FOTO
Kebanyakan pemudik yang nekat melanggar aturan tersebut menggunakan sepeda motor. Seperti yang terlihat di Jalur Pantura, Karawang, Jawa Barat, Senin (10/5) dini hari.
ADVERTISEMENT
Polisi berusaha memutarbalikkan para pemudik tersebut, namun jumlah pemotor yang tak sedikit membuat aparat kewalahan. Mereka bahkan sempat berhenti di pinggir ruas jalan.
Tak ayal, kondisi ini membuat kemacetan hingga sepanjang 2 kilometer, baik dari arah Karawang maupun ke arah Jakarta. Pemudik ini terus memaksa untuk bertahan dan menunggu sampai polisi lelah.
Sebagian pemudik ada yang sudah terjebak macet lebih dari 1 jam karena polisi tetap memilih untuk menyekat pemudik tersebut.
Petugas kepolisian menertibkan pemudik motor yang berhenti di pinggir ruas jalan setelah diputar balik di jalur pantura Karawang, Jawa Barat, Senin (10/5). Foto: M Ibnu Chazar/ANTARA FOTO
Namun, kemacetan yang semakin tidak kondusif membuat polisi melakukan diskresi. Kapolres Metro Bekasi Kombes Hendra Gunawan memutuskan membuka sementara penyekatan karena kerumunan sudah tidak terkendali.
"Karena kerumunan pemudik ini bisa memicu penyebaran virus COVID-19," kata Hendra.
Pemudik sepeda motor memadati jalur pantura Karawang, Jawa Barat, Senin (10/5). Foto: M Ibnu Chazar/ANTARA FOTO
Hal yang sama juga disampaikan Kabagops Korlantas Polri Kombes Pol Rudy Antariksawan. Ia mengatakan, pihaknya memutuskan membuka pos penyekatan dengan pertimbangan menghindari terjadinya bentrokan dan kekerasan. Pasalnya pemudik telah padat di lokasi.
ADVERTISEMENT
“Kalau di situ tetap ditahan terjadi yang enggak bagus. Nanti ada bentrokan ada kekerasan kan enggak bagus,” kata Rudy saat dihubungi, Senin (10/5).
Siasat Akali Petugas
Selain soal beramai-ramai membuat kegaduhan agar penyekatan dibuka, cara lainnya juga dilakukan para pemudik bandel ini.
Dari berbagai sumber, cara-cara yang dipakai ini mulai dari mengatur jam mudik. Biasanya jelang buka puasa dan jelang sahur, penjagaan mengendor. Di saat waktu inilah pemudik tancap gas.
Kemudian juga membuat surat palsu soal kondisi darurat. Pemudik kategori ini benar-benar bandel, bayangkan saja dia nekat membayar demi surat palsu kondisi darurat seperti keluarga ada yang sakit kritis dan sebagainya.
Bisa dipahami memang momen lebaran yang sakral lebih terasa bila dirayakan bersama keluarga di kampung. Tapi sebaiknya tidak dulu untuk saat ini.
ADVERTISEMENT
Tahan rindumu, berikhtiarlah untuk sehat bagi semua.