PPKM Level Dinilai Tepat Dilanjutkan, Cegah Perburukan di Tengah Mobilitas
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Menurut epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman, PPKM Level adalah hal yang wajar sebagai upaya menekan kasus corona, mengingat negara-negara lain pun juga memberlakukan pembatasan kegiatan.
Baginya, PPKM Level ini dilaksanakan supaya masyarakat tetap bisa beraktivitas di tengah pandemi, tetapi dengan batasan supaya kesehatan dan keamanan terjaga.
“Jadi apakah PPKM ini masih harus terus dilanjutkan? Iya. [PPKM] harus dipahami sebagai penjaga gawang. Ini berlaku untuk semua, semua pandemi emang begini. Jadi, maksud sebagai penjaga gawang ini, supaya semua aktivitas masyarakat bisa berlangsung, tetap dilakukan, tapi dengan terkendali, terukur,” ungkap Dicky ketika dihubungi, Sabtu (11/9).
“Jadi masyarakat, setiap pihak, pemerintah sendiri harus memahami manfaat dari itu. Jadi PPKM itu maksudnya bukan artinya 'Wah, kita jadi susah'. Maksudnya adalah supaya masyarakat bisa tetap melakukan aktivitas, tetapi tidak berakibat atau berkontribusi terhadap perburukan pandemi,” tegasnya.
Ia berpendapat, PPKM Level ini sebaiknya dilakukan pada level 1, dan bukan pada level 4, dengan tetap harus merujuk data yang benar di wilayah-wilayah tersebut. Menurutnya, indikator dan datanya harus memadai.
ADVERTISEMENT
“Artinya semua masyarakat harus paham, ‘Kapan PPKM ini berakhir?’ Ya nanti, kalau pandemi sudah dicabut. Dan selama pandemi ini belum dicabut, supaya kita bisa tetap beraktivitas, supaya aman, ya diterapkan PPKM,” ucapnya.
Sembari melaksanakan PPKM Level, seluruh lapisan masyarakat diharapkan bisa bekerja sama dalam mengendalikan pandemi. Dicky berharap masyarakat tetap disiplin menjaga protokol kesehatan, pemerintah terus menggalakkan 3T (testing, tracing, treatment), serta menyukseskan vaksinasi.
Sebelumnya, Dicky berpendapat kasus corona Indonesia belum sepenuhnya turun. Hal ini dikarenakan masih banyak kota/kabupaten atau provinsi yang angkanya belum turun. Selain itu, tingkat testing corona masih tergolong rendah.
“Jadi yang harus ditingkatkan ini, ya, testingnya, sehingga tingkat kepercayaannya juga jadi lebih besar. Masa krisis ini belum berakhir, pandemi ini masih panjang, belum selesai. Responsnya enggak bisa mengendur,” tutur Dicky.
Selain itu, potensi gelombang ketiga masih tetap ada, dikarenakan jumlah orang yang belum divaksinasi dosis lengkap masih mendominasi. Dalam kata lain, masih banyak warga yang belum memiliki antibodi atau perlindungan terhadap virus corona.
ADVERTISEMENT
Per Sabtu (11/9), kasus COVID-19 Indonesia bertambah 5.001 orang. Angka ini menurun dibandingkan hari sebelumnya, yaitu 5.376 infeksi.
Jumlah warga yang diperiksa pada hari ini sebanyak 143.135 orang, menurun dari hari sebelumnya yaitu 149.780 orang. Kematian akibat COVID-19 hari ini berjumlah 270 jiwa, berkurang dari kemarin yang berjumlah 315 orang.