news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PPP Bela Ma'ruf Amin: Kekhawatiran Politisasi MUI Berlebihan

19 September 2018 16:19 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ma'ruf Amin (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ma'ruf Amin (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Desakan agar KH. Ma'ruf Amin mundur dari jabatannya sebagai Ketua Umum MUI terus disuarakan, terutama oleh kubu rival Prabowo-Sandi. Namun, Wasekjen PPP Ahmad Baidowi meminta kubu Prabowo untuk menyikapinya secara proporsional.
ADVERTISEMENT
Sebab, di aturan internal MUI, tidak ada ketentuan atau kewajiban Ketua Umum MUI yang maju sebagai cawapres mundur dari jabatan.
"Bahwa di ketentuan internalnya MUI apakah ada kewajiban mundur? Kalau enggak ada kewajiban mundur ya enggak perlu," ujar Baidowi ketika dihubungi, Rabu (19/8).
Tak hanya itu, anggota DPR itu berharap kubu Prabowo tidak perlu khawatir berlebihan karena kubu Jokowi-Ma'ruf telah berkomitmen untuk berkompetisi secara fair.
Achmad Baidowi anggota komisi II DPR (Foto: Wikipedia)
zoom-in-whitePerbesar
Achmad Baidowi anggota komisi II DPR (Foto: Wikipedia)
"Kekhawatiran politisasi MUI saya kira berlebihan, karena nanti Kiai Ma'ruf Amin bisa nonaktif sesuai ketentuan. Jadi melihat sesuatu itu harus proporsional. Jangan sampai mau menilai padi diukur pakai kopi, jelas enggak nyambung meskipun sama-sama tumbuhan," tuturnya.
Sesuai AD/ART MUI diatur bahwa Ma'ruf Amin tak perlu mundur selama tak mendapat jabatan baru (rangkap jabatan).
ADVERTISEMENT
Ma'ruf juga telah menyampaikan, ia akan mundur dari jabatan ketua umum MUI setelah resmi terpilih menjadi wakil presiden. Dengan kata lain, selama masa kampanye ini, Ma'ruf masih ketum MUI aktif.