PPP: Pemerintah Harus Sabar, Jangan Terapkan Sekolah Tatap Muka Sekarang

8 Januari 2021 10:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sekolah yang sepi karena masih menerapkan pembelajaran online di tengan pandemi corona.  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sekolah yang sepi karena masih menerapkan pembelajaran online di tengan pandemi corona. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Desakan agar pemerintah menunda sekolah tatap muka terus muncul. Termasuk dari salah satu parpol koalisi pemerintah Jokowi, PPP.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Fraksi PPP di DPR, Achmad Baidowi menilai, pemerintah harusnya bersabar dengan tidak menerapkan sekolah tatap muka.
"Memang harus bersabar ya. Tidak membuka terlebih dahulu pembelajaran tatap muka," kata Awiek, sapaan Achmad Baidowi, Jumat (8/1).
Awiek menilai hal ini penting dilakukan karena saat ini angka penyebaran COVID-19 masih tinggi. PPP khawatir jika sekolah tatap muka dijalankan, bakal muncul klaster corona baru yaitu klaster sekolah.
PPP menilai keselamatan warga khususnya siswa dan tenaga pendidik harus diutamakan.
Politisi PPP, Achmad Baidowi, pada saat mengisi acara diskusi dengan tema 'Potensi Golput di Pemilu 2019' di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (18/2). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
"Karena kan pandemi COVID-19 masih menggila sementara vaksin belum bisa disuntikkan, ya tunggulah kita lihat satu semester," ujarnya
"Yang diutamakan kesehatan masyarakat jangan sampai mengikuti pendidikan tatap muka justru menjadi klaster baru penyebaran COVID-19. Itu yang jangan sampai terjadi. Jadi sebaiknya ditunda dulu," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Pemerintah melalui SKB 4 menteri memutuskan bahwa sekolah tatap muka bisa dijalankan mulai Januari ini. Namun, keputusan sekolah tatap muka tergantung dari pemda masing-masing.
SKB 4 menteri ini bertentangan dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang baru saja diumumkan pemerintah pekan ini. Dalam kebijakan itu, kegiatan sekolah harus dijalankan secara daring.