PPP Sayangkan Anggota Banser Dikafir-kafirkan: Persekusi Itu Tak Boleh

11 Desember 2019 16:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ribuan Banser mengikuti acara 'Apel Kebangsaan dan Kemah Kemanusiaan' di Bumi Perkemahan Ragunan Jakarta Selatan, Selasa (18/4/2017). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ribuan Banser mengikuti acara 'Apel Kebangsaan dan Kemah Kemanusiaan' di Bumi Perkemahan Ragunan Jakarta Selatan, Selasa (18/4/2017). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wasekjen PPP Achmad Baidowi menyayangkan tindakan seorang pria berbaju hitam yang mengkafir-kafirkan dua anggota Banser di pinggir jalan di Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Menurutnya, sikap itu tidak patut dilakukan baik oleh organisasi agama ataupun secara individu.
ADVERTISEMENT
"Itu yang kami sayangkan. Kami sangat menyayangkan persekusi yang dilakukan ormas-ormas keagamaan. Itu tidak boleh. Baik kelompok agama mana pun, yang namanya persekusi itu enggak boleh," kata Baidowi di DPP PPP, Jakarta Pusat, Rabu (11/12).
Politisi PPP, Achmad Baidowi, pada saat mengisi acara diskusi dengan tema 'Potensi Golput di Pemilu 2019' di Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (18/2). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Baidowi mengatakan, Indonesia merupakan negara yang majemuk. Setiap orang memiliki cara berbeda dalam mengekspresikan keimanannya dan tak harus diperlihatkan ke publik. Perbedaan itu seharusnya dihormati, bukan dianggap suatu perpecahan.
"Soal keimanan, soal mengukur ketakwaan seseorang, itu bukan di jalan begitu caranya. Jadi kalau tidak teriak Allahuakbar dianggap kafir? Jadi harus ada pemahaman yang sama bahwa keberagaman, cara-cara orang mengekspresikan keagamaannya itu masing-masing berbeda, dan jangan pula friksi (perpecahan) serta ini terus meluas," kata Baidowi.
Ribuan Banser mengikuti acara 'Apel Kebangsaan dan Kemah Kemanusiaan' di Bumi Perkemahan Ragunan Jakarta Selatan, Selasa (18/4/2017). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Maka itu, Baidowi meminta agar organisasi keagamaan maupun pemerintah memberikan pemahaman tersebut kepada publik. Sehingga tindakan persekusi seperti itu tidak terulang kembali.
ADVERTISEMENT
"Jadi kami harapkan ormas keagamaan itu punya peran besar di sini, termasuk juga pemerintah memberikan pemahaman supaya langkah-langkah preventif dilakukan yakni melakukan tindakan pencegahan supaya persekusi-persekusi yang tadi itu tidak terjadi," kata Baidowi.
Sebelumnya beredar sebuah video yang memperlihatkan seorang anggota Banser diadang seorang pria berbaju hitam di Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Saat itu, terjadi cekcok sehingga anggota Banser itu dikafir-kafirkan oleh pria yang mengadangnya.
Diketahui kedua anggota Banser itu bernama Wildan dan Eko. Peristiwa itu terjadi saat Wildan dan Eko dalam perjalanan menuju Ciledug. Di sana ada pengajian yang dihadiri salah satu ulama NU, Gus Muwafiq.
Ribuan Banser mengikuti acara 'Apel Kebangsaan dan Kemah Kemanusiaan' di Bumi Perkemahan Ragunan Jakarta Selatan, Selasa (18/4/2017). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
NU dan Banser pun kemudian melaporkan peristiwa ini ke polisi karena tak ingin kejadian serupa terjadi lagi. Sebab, hal ini menyakiti Banser.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Bastoni Purnama mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan terkait kasus tersebut.
Namun, Bastoni belum mau mengungkapkan apakah pengaduan ke Polres Jakarta Selatan sifatnya baru konsultasi atau sudah membuat laporan resmi.
“Iya sudah tadi malam (Selasa) dilaporkan ke Polres (Jakarta Selatan),” ucap Bastoni saat dikonfirmasi, Rabu (11/12).