PPP soal Jokowi Bisiki Parpol soal Capres: Apa Ada yang Berani Nolak?

16 Mei 2023 16:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua MPR/Anggota Komisi III DPR (PPP) Arsul Sani. Foto: mpr.go.id
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua MPR/Anggota Komisi III DPR (PPP) Arsul Sani. Foto: mpr.go.id
ADVERTISEMENT
Waketum PPP Arsul Sani merespons pernyataan Presiden Jokowi yang akan membisiki partai-partai koalisi terkait hasil Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan, apabila Jokowi sudah datang ke partai koalisi dan membawa hasil Musra, tentu tidak ada yang berani menolak.
"Saya malah mau bilang, kalau Pak Jokowi bisikin, apa ada yang berani tidak mendengarkan?" kata Arsul kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (16/5).
Arsul menilai, Jokowi tentunya akan lebih bijak menyampaikan hasil Musra kepada para partai koalisi pemerintah.
"Kalau misalnya PPP sudah deklarasi [Ganjar] masa mau dibisikin yang lain. Jadi saya yakin Pak Jokowi bijaklah. Gitu lho," ucapnya.
Presiden Joko Widodo (ketiga kanan) menyapa peserta pada puncak acara Musyawarah Rakyat (Musra) di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5/2023). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Lebih lanjut, Arsul menilai, sebelum Jokowi membisiki partai lain, dia yakin Jokowi telah memberi tahu parpol-parpol.
"Saya yakin sebelum deklarasi jangan-jangan malah sudah dibisikin tapi walaupun tidak ke saya," tandas dia.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pengarah Musra Indonesia Andi Gani Nena Wea membeberkan 3 nama yang menjadi rekomendasi dari hasil Musra.
ADVERTISEMENT
"Yang pertama Mas Ganjar Pranowo capres PDI Perjuangan, kedua Pak Prabowo Subianto ketua umum Gerindra, Pak Airlangga Hartarto ketua umum Partai Golkar," kata Andi di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5).
Wapres ke-10 dan 12, Jusuf Kalla mengkritik aksi 'membisiki' parpol itu dengan mengingatkan bahwa presiden pada era sebelum Jokowi, tidak ada yang cawe-cawe capres-cawapres.
"Waktu kami, seperti saya sering katakan, zaman Ibu Mega, Pak SBY, sama sekali tidak mempengaruhi partai politik untuk memilih ini itu, ndak. Jadi diberikan kepada partai-partai itu," ucap JK usai menerima AHY di kediaman JK, Jakarta Selatan, Senin (15/5) malam.