PPP Surabaya: Lebih Baik Caketum Satu Saja, Hindari Pertarungan dan Kubu-kubuan

3 Desember 2020 11:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Pembukaan Mukernas V PPP di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.
 Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Pembukaan Mukernas V PPP di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
PPP akan mengadakan Muktamar untuk memilih ketua umum pada 19-21 Desember. Saat ini, terdapat dua caketum yang telah mendeklarasikan diri, yakni Suharso Monoarfa dan Taj Yasin Maimoen alias Gus Yasin.
ADVERTISEMENT
Ketua DPC PPP Surabaya, Buchori Imron, mengatakan saat ini pengurus Surabaya belum menentukan sikap akan mendukung siapa sebagai ketum PPP. Namun, PPP Surabaya berharap hanya ada satu caketum PPP demi menjaga soliditas partai.
"Semua kader yang ada di PPP itu bagus-bagus saja untuk dicalonkan. Tapi kan bagaimana pun nanti kita nilai bersama. Kalau saya berharap jangan diduetkan, artinya jangan ada dua calon, kalau bisa cukup satu calon aklamasi," kata Buchori saat dihubungi, Kamis (3/12).
Plt Ketum PPP Suharso Monoarfa tiba di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Selasa (22/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
"Satunya mungkin bisa jadi sekretaris atau bisa jadi apa, yang penting jangan sampai ditarungkan. Kalau tarung itu dari dulu tidak terlalu menguntungkan pada kita," sambungnya.
Buchori mengatakan dengan adanya satu calon, dapat menghindari munculnya kubu-kubuan dalam partai. Sebab, kata dia, kondisi PPP sempat tak kondusif karena terbentuknya dua kubu berbeda.
ADVERTISEMENT
"Oke-oke saja umpamanya calon itu lebih banyak lebih baik. Cuma kalau saya cenderungnya cukup satu calon saja biar tidak ada persaingan antara satu dengan yang lain, enggak ada pertarungan. Kalau ada pertarungan nanti kubu-kubuan," ujarnya.
Dia pun meminta agar seluruh calon Ketum PPP yang ada melakukan konsolidasi untuk menentukan masa depan partai dan menghindari adanya perpecahan.
Gus Yasin, putra dari Mbah Moen. Foto: Denny Armandhanu/kumparan
"Itu yang paling bagus begitu, konsolidasi internal, komunikasikan kira-kira enaknya seperti apa PPP ke depan," kata dia.
Kemudian, Buchori juga mengingatkan soal pentingnya ketum yang menjadi tokoh sentral dan bisa merangkul semua elemen PPP. Ia mencontohkan partai lain yang memiliki tokoh sentral sebagai ketum. Dengan begitu, kondisi partai tetap solid.
"Dan pengalaman di partai lain yang punya tokoh sentral terus kemudian enggak diganggu-ganggu. Tokoh itu sudah sekian kali jadi ketum itu nyatanya memang solid di bawahnya solid," tandas Buchori.
ADVERTISEMENT