news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

PR dari Jokowi untuk Para Menteri saat Ratas COVID-19

4 Agustus 2020 8:15 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rapat terbatas perdana Presiden Joko Widodo bersama menteri kabinet Indonesia Maju menggunakan pembatas dari kaca akrilik di Istana Negara, Jakarta, Senin (3/8).  Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris
zoom-in-whitePerbesar
Rapat terbatas perdana Presiden Joko Widodo bersama menteri kabinet Indonesia Maju menggunakan pembatas dari kaca akrilik di Istana Negara, Jakarta, Senin (3/8). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi kembali menggelar rapat terbatas yang dihadiri Menteri Kabinet Indonesia Maju, Senin (3/8). Jokowi membicarakan sejumlah terobosan yang wajib dilakukan para menteri di tengah pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Apa saja?
Transformasi digital
Terobosan itu dilakukan dengan memperluas infrastruktur digital. Jokowi ingin mempercepat perluasan akses internet.
"Segera lakukan percepatan perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital. Kemarin sudah bicara dengan Menkominfo soal ini. Kemudian percepatan pelayanan internet di 12.500 desa, kelurahan, dan titik-titik pelayanan publik," ujar Jokowi.
Berdasarkan IMD World Digital Competitiveness Index tahun 2019, Indonesia berada pada peringkat 8 terbawah dari 56 negara terkait pengembangan digital.
Jokowi meminta roadmap transformasi digital di sektor-sektor strategis disiapkan, seperti di pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, pendidikan, kesehatan, perdagangan, industri, hingga penyiaran.
"Jangan sampai infrastruktur digital yang sudah kita bangun justru utilitasnya sangat rendah," ujarnya.
Gaya hidup
Tak hanya memperbaiki infrastruktur, Jokowi menilai transformasi digital juga harus diterapkan dalam bertransaksi. Menurutnya, pandemi COVID-19 bisa dijadikan sebagai momentum mengubah gaya hidup.
ADVERTISEMENT
"Pandemi COVID-19 ini harus bisa dijadikan momentum untuk percepatan transformasi digital. Karena pandemi mengubah struktural cara kerja, bicara, beraktivitas, cara berkonsumsi, belajar. Bertransaksi yang sebelumnya offline, dengan kontak fisik, sekarang menjadi lebih banyak online," ujar dia.
SDM
Agar rencana itu dapat berjalan, perbaikan jumlah dan kualitas SDM patut diperhatikan. Menurut Jokowi, SDM merupakan elemen penting untuk mempercepat transformasi digital tersebut.
"Untuk melakukan transformasi digital negara kita membutuhkan talenta digital sebanyak kurang lebih 9 juta orang untuk 15 tahun ke depan," beber Jokowi.
Rapat terbatas perdana Presiden Joko Widodo bersama menteri kabinet Indonesia Maju menggunakan pembatas dari kaca akrilik di Istana Negara, Jakarta, Senin (3/8). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden/Kris

Sentil menteri

Jokowi mengakui masih banyak pekerjaan rumah bagi kementerian terkait penanganan pandemi. Ia bahkan menyebut seluruh kementerian tidak menunjukkan kepekaan lebih terhadap krisis yang terjadi saat ini.
ADVERTISEMENT
"Di kementerian-kementerian, di lembaga ini, aura krisisnya belum betul-betul, belum. Masih sekali lagi kejebak pada pekerjaan harian, enggak tahu prioritas yang harus dikerjakan," kata Jokowi.
Jokowi menyentil minimnya konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat hingga realisasi anggaran dari tiap kementerian. Dari Rp 695 triliun stimulus yang disediakan bagi penanganan COVID-19, tercatat baru 20 persen saja yang terealisasi.
"Rp 141 triliun yang terealisasi. Baru 20 persen. Masih kecil sekali. Kecil sekali," tutur Jokowi.
"Penyerapan yang paling gede itu ada di perlindungan sosial 39 persen, kemudian program UMKM 25 persen. Hati-hati ini. Yang belum ada DIPA-nya saja masih gede banget, 40 persenan belum ada DIPA. DIPA saja belum ada, gimana mau realisasi?" tambah dia lagi.
ADVERTISEMENT
Ubah kampanye pencegahan COVID-19
Jokowi juga meminta jajarannya dapat mengubah strategi kampanye protokol kesehatan COVID-19. Jokowi akan mengajak banyak organisasi, termasuk PKK, untuk mensosialisasikan hal ini.
"Saya ingin fokus saja, seperti yang saya sampaikan yang lalu, mungkin dalam 2 minggu ini kita fokus kampanye mengenai pakai masker. Nanti 2 minggu berikut kampanye mengenai jaga jarak atau cuci tangan misalnya," ungkap Jokowi
"Dan saya ingin ini melibatkan PKK, kita coba. Seperti istri Mendagri ini yang nanti, saya enggak tahu, tapi kalau ibu-ibu nanti khawatir mengenai masalah COVID-19 ya nanti kita rem, tapi kalau ibu-ibu nanti siap, saya kira PKK ini juga sangat efektif," lanjut Jokowi.
Pengendara motor melintas di depan mural tentang pandemi virus corona atau COVID-19 yang ada di Selapajang, Tangerang, Banten. Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Jokowi mengaku khawatir akan meningkatnya kasus positif corona di Indonesia. Hal itu terlihat dari kasus positif yang telah menembus 111.455 jiwa per Minggu (2/8), dan tingkat kematiannya mencapai 4,7 persen.
ADVERTISEMENT
"Entah karena kasusnya meningkat atau terutama menengah ke atas, melihat karena orang yang tidak taat pada protokol kesehatan tidak semakin sedikit tetapi semakin banyak," ungkap Jokowi.
"Sampai kemarin, sudah ada 111 ribu lebih kasus dengan case fatality rate 4,7 persen. Dan angka kematian di Indonesia ini lebih tinggi 0,8 persen dari kematian global. Ini saya kira yang jadi PR besar kita bersama," jelas Jokowi.
Jokowi berharap kerja keras dalam memerangi pandemi juga turut dilakukan oleh masyarakat, salah satunya dengan mematuhi seluruh protokol.
"Oleh sebab itu, pada kesempatan yang baik ini, saya ingin agar yang namanya protokol kesehatan, perubahan perilaku di masyarakat, betul-betul jadi perhatian kita," pungkasnya.