Prabowo dan Keris Diponegoro

23 November 2020 20:55 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Keris Pangeran Diponegoro. Foto: Instagram/@pramonoanungw
zoom-in-whitePerbesar
Keris Pangeran Diponegoro. Foto: Instagram/@pramonoanungw
ADVERTISEMENT
Foto Prabowo Subianto tengah melihat pusaka keris peninggalan Pangeran Diponegoro mendadak menjadi perhatian publik. Foto tersebut diunggah melalui akun Instagram resmi milik Prabowo pada Senin (23/11). Kurang dari satu jam setelah diunggah, foto tersebut sudah disukai oleh lebih dari 43 ribu pengguna.
ADVERTISEMENT
"Pusaka Keris Peninggalan Pangeran Diponegoro yang disimpan di Museum Nasional Jalan Merdeka Barat, Jakarta," tulis Prabowo dalam akun Instagramnya.
Kabar soal hubungan antara Prabowo dengan Pangeran Diponegoro bukanlah hal yang baru. Pada 24 Maret 2015, Basuki Tjahja Poernama pernah menyebut Prabowo sebagai keturunan sang Pangeran. Pada saat itu, Prabowo datang ke Bali Kota Jakarta mengenakan keris di pinggangnya.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto saat menghadiri acara peresmian patung Presiden Pertama RI Soekarno di Magelang, Jumat (7/2). Foto: Paulina Herasmarinandar/kumparan
Dalam buku Kenang-kenangan dari Tiga Zaman (1970) yang ditulis kakek Prabowo, Margono Djojohadikusumo, leluhur Prabowo yang dikenal dengan nama Banjak Wide adalah seorang hulubalang atau prajurit pengawal Diponegoro. Sementara itu, Banjak Wide adalah kawan seperjuangan Djojodiningrat, yakni kakek Margono dari jalur ibu.
Banjak Wide dan Djojodiningrat kemudian menjadi besan. Dari pernikahan putra dan putri keduanya itu lahir buyut Margono bernama Pangeran Murdoningrat, yang merupakan canggah Prabowo.
ADVERTISEMENT
Pada Juni 2018, Prabowo pernah menyampaikan keinginannya untuk memindahkan makam Diponegoro dari Makassar ke Yogyakarta.
"Saya ingin memindahkan makam Pangeran Diponegoro kembali ke rumahnya di Yogyakarta. Kita tahu, arwahnya enggak di situ lagi," ucap Prabowo kala itu.
Keris Pangeran Diponegoro. Foto: Instagram/@pramonoanungw
Menurut Prabowo, rencana ini untuk memperbaiki kondisi para pejuang bangsa yang ditangkap, dibuang, dan tak boleh kembali ke keluarganya. Selain itu, ia menilai makam Pangeran Diponegoro kini kurang heroik karena berada di tengah pasar.
"Walaupun terlambat beberapa ratus tahun, menurut saya. Karena setiap kali saya lewat di situ, makam Pangeran Diponegoro di tengah-tengah pasar. Tetap bagus, tapi kurang heroik. Kita harus menghormati bangsa kita," lanjut dia.
***
Saksikan video menarik di bawah ini:
ADVERTISEMENT