Prabowo: Demokrasi Itu Sangat Melelahkan, Kacau, dan Sangat Mahal

5 Maret 2024 12:22 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
42
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Menteri BUMN Kartiko Wirjoatmotdjo (kiri) dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan) di Hotel Fairmont, Selasa (5/3/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Menteri BUMN Kartiko Wirjoatmotdjo (kiri) dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kanan) di Hotel Fairmont, Selasa (5/3/2024). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menhan Prabowo Subianto menyinggung demokrasi saat memberikan pidato dalam bahasa Inggris di acara Mandiri Investment di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa (5/3). Acara ini dihadiri oleh kalangan investor dan pebisnis.
ADVERTISEMENT
Prabowo yang juga capres 02 ini bersaksi, demokrasi menurutnya sangat melelahkan dan berantakan. Tidak hanya itu, biaya demokrasi sangat mahal.
"Kita telah melakukan beberapa pemilu [Sejak 1955-2024]. Saya akan mengatakan pemilihan langsung. Saya memiliki banyak pengalaman dalam partisipasi dalam pemilu ini," kata Prabowo yang terjun ke dunia bisnis setelah diberhentikan dengan hormat dari militer pada 1998 ini.
Jurnalis foto memotret rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara Pemilu 2024 tingkat nasional di Kantor KPU, Jakarta, Rabu (28/2/2024). Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
Prabowo terlibat dalam pemilu dimulai pada 2004 saat dia mengikuti konvensi capres yang diadakan Partai Golkar. Lalu pada Pilpres 2009, dia menjadi cawapres berpasangan dengan Megawati.
Pada Pilpres 2014, Prabowo capres berpasangan dengan Hatta Rajasa. Pada Pilpres 2019, Prabowo capres berpasangan dengan Sandiaga Uno. Pada Pilpres 2024, Prabowo capres berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka, anak sulung Presiden Jokowi.
Prabowo mengubah image menjadi kakek gemoy pada Pilpres 2024. Foto: Zamachsyari/kumparan

Belum Puas dengan Demokrasi di RI

Lebih lanjut, Ketua Umum Gerindra ini mengatakan, dirinya masih belum puas dengan pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Menurutnya, demokrasi di Indonesia masih bisa diperbaiki menjadi lebih baik.
ADVERTISEMENT
"Kami masih belum puas dengan demokrasi kami. Ada banyak ruang untuk perbaikan tetapi juga di satu sisi kami memiliki kompleksitas inferioritas ini, selalu merasa bahwa kami lebih rendah untuk semua orang," ucap putra Sumitro Djojohadikusumo, menteri ekonomi era Sukarno dan Soeharto ini.
Prabowo juga menegaskan Indonesia merupakan negara besar. Sejalan dengan itu, tantangan bangsa Indonesia juga besar.
"Indonesia adalah negara dengan aspirasi yang besar. Orang-orang saya, bangsa saya, memiliki aspirasi yang besar. Kami memiliki masalah besar, kami memiliki tantangan besar, tetapi kami memiliki aspirasi besar dan kami mencoba untuk mencapai aspirasi tersebut," kata Prabowo.