Prabowo: Jangan Langsung Percaya, Banyak Pelaku Kumpul di Dunia Intel

3 Maret 2019 12:43 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo Subianto berkunjung ke Kompleks Parlemen Foto: ANTARA FOTO/Meli Pratiwi
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto berkunjung ke Kompleks Parlemen Foto: ANTARA FOTO/Meli Pratiwi
ADVERTISEMENT
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menjelaskan pentingnya keahlian menyusun strategi dalam mengelola negara. Berdasarkan pengalamannya, dalam mengelola konflik dan juga negara, ilmu-ilmu kemiliteran seperti intelijen, dan ilmu perang sangatlah dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
Hal ini disampaikan Prabowo saat berpidato di acara silaturahmi bersama Aliansi Pencerah Indonesia (API) yang merupakan eksponen Muhammadiyah se-Indonesia, Minggu (3/3).
"Saya belajar ilmu perang, ilmu intel, ilmu sandi yudha, karena saya mengerti paham pelaku," kata Prabowo di Hotel Grand Sahid, Jakarta Pusat.
Ia menjelaskan, ilmu-ilmu tersebut dibutuhkan untuk menganalisa adanya suatu masalah. Misalnya, ketika ada sebuah kejadian serangan teror, insiden tersebut tidak bisa dilihat sebagai suatu peristiwa saja.
"Kalau ada kejadian, jangan serta merta percaya pada kejadian. Karena banyak otak-otak pelaku berkumpul di dunia intel," jelas Prabowo.
Aksi atau serangan teror yang selalu terjadi, misalnya kata Prabowo, selalu diidentikan dengan Islam. Padahal, kata Prabowo bisa saja itu pihak di luar Islam yang ingin memecah belah.
ADVERTISEMENT
"Umpama, ada aksi teror, langsung dicap melalukan adalah Islam. Padahal belum tentu. Kadang di suatu negara ada Islam Sunni, Islam Syiah, nanti ada pihak ketiga, bom masjid Sunni, dan bom masjid Syiah. Itu klasik, namanya itu pecah belah. Itu yang saya lihat," kata Prabowo.
Prabowo kemudian mengkaitkan fenomena krisis tahun 1998-1999 lalu. Menurutnya, yang terjadi pada saat itu bukan benar-benar krisis. Ada sesuatu di balik peristiwa tersebut. Namun, Prabowo tak merinci apa yang sebenarnya ia maksud.
"Makanya tahun 98, saya temukan fenomena ini. Ternyata kekayaan kita terus mengalir ke luar. Tahun 98-99 saya dapat pencerahan, dibilang ada krisis ekonomi, tapi saya lihat angka-angka, tidak ada krisis," kata Prabowo.
ADVERTISEMENT