Prabowo: Kekerasan Malam dan Subuh Tadi Tak Boleh Terjadi Lagi

22 Mei 2019 17:06 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon Presiden Prabowo Subianto mendengarkan pertanyaan media saat memberikan keterangan pers di kediaman Prabowo, Kertanegara. Foto: Antara/Sigid Kurniawan
zoom-in-whitePerbesar
Calon Presiden Prabowo Subianto mendengarkan pertanyaan media saat memberikan keterangan pers di kediaman Prabowo, Kertanegara. Foto: Antara/Sigid Kurniawan
ADVERTISEMENT
Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, menanggapi kerusuhan yang terjadi sejak Selasa (21/5) malam hingga Rabu (22/5) pagi tadi. Prabowo berharap agar kerusuhan yang terjadi semalam dan pagi tadi tidak terulang lagi.
ADVERTISEMENT
"Kami meminta kekerasan tadi malam dan juga yang terjadi subuh tadi, yang telah mencoreng martabat dan marwah bangsa Indonesia, tidak boleh terjadi lagi," kata Prabowo saat berpidato di kediamannya, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (22/5) pukul 16.40 WIB. Prabowo didampingi oleh Sandiaga Uno dan pengurus BPN Prabowo-Sandi.
Prabowo mengatakan, jika kerusuhan terjadi lagi maka akan merusak kerukunan bangsa. Jika kerukunan bangsa rusak, kata dia, maka sulit untuk diperbaiki lagi.
"Bila hal ini sampai terjadi lagi, maka kami sangat khawatir rajutan dan anyaman kebangsaan kita bisa rusak dan sangat sulit kita rangkai kembali," tuturnya.
Massa melakukan perlawanan ke arah petugas di depan kantor Bawaslu di kawasan Thamrin. Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Prabowo juga meminta seluruh masyarakat yang melakukan aksi di Kantor Bawaslu dan aparat keamanan untuk menahan diri dan tidak melakukan kekerasan fisik. Ia mengimbau mereka untuk menghindari kekerasan verbal, apalagi jika sifatnya memprovokasi.
ADVERTISEMENT
"Saya mengimbau kepada seluruh pihak, masyarakat yang menyampaikan aspirasinya, pihak kepolisian, pihak TNI, dan semua pihak untuk menahan diri agar tidak melakukan kekerasan fisik," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, kerusuhan terjadi di sekitar Kantor Bawaslu sejak pukul 23.00 WIB, Selasa (21/5) malam. Petugas kepolisian meminta massa untuk membubarkan diri, namun ada sejumlah massa yang enggan meninggalkan lokasi karena beberapa alasan.
Polisi akhirnya memutuskan untuk memaksa mereka membubarkan diri dengan menembakkan gas air mata. Massa aksi sempat melakukan perlawanan dengan melempar batu hingga bom molotov.
Aksi pun sempat meluas ke Jalan Sabang, Tanah Abang, hingga ke Slipi Petamburan.
Hingga saat ini petugas gabungan dari Polri-TNI masih berjaga di kawasan tersebut untuk mengantisipasi massa.
ADVERTISEMENT