Prabowo Kenang Masa Sulit Bangun Gerindra: Diejek dan Ada yang Tewas

6 Februari 2020 12:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberikan sambutan dalam acara HUT Gerindra ke-12 di DPP Gerindra, Jakarta, Kamis (6/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberikan sambutan dalam acara HUT Gerindra ke-12 di DPP Gerindra, Jakarta, Kamis (6/2). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketum Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menyampaikan pidato dalam perayaan Hari Ulang Tahun Gerindra yang ke-12. Menteri Pertahanan itu mengenang masa sulit bangun Gerindra yang resmi berdiri pada 6 Februari 2008.
ADVERTISEMENT
"Waktu itu mendirikan partai ini dari segelintir orang, Fadli Zon, Hasyim, Pak Muzani hampir terlambat ke Kemenkumham cari nama, cari gambar," ucap Prabowo di DPP Partai Gerindra, Jalan Harsono RM, Ragunan, Jakarta Selatan, Kamis (6/2).
Hadir di acara itu tokoh pendiri Gerindra, hadir juga Gubernur DKI Anies Baswedan dan eks wagubnya Sandiaga Uno.
"Ada kawan-kawan yang menertawakan kita. Ada kawan yang dari kecil yang saya banyak memberikan proyek, memberikan bantuan. Orang-orang ini reaksi mereka pertama ketawa. Mereka tanya, apa partai? Apa itu gerindri gerindru? Apa itu? Demi Allah," bebernya.
Prabowo di Kantor DPP Gerindra. Foto: Wahyuni Sahara/kumparan
Prabowo cerita dia mendaftarkan Gerindra sebagai partai politik ke Kemenkumham di masa injury time hanya tersisa 14 hari, sementara syarat administrasi kepengurusan di daerah belum selesai.
ADVERTISEMENT
"Saya ingat di Jateng banjir mendaftar ke kecamatan pakai rakit, di NTT ada yang meninggal mendirikan partai ini," tutur Prabowo.
Prabowo menyebut dia membangun partai untuk menjadi bagian dalam membangun Indonesia. Ideologi Gerindra didasarkan pada cita-cita proklamasi 17 Agustus 1945.
"Kita mempengaruhi jalannya kehidupan bangsa dan negara, bukan dari pinggir, bukan jadi penonton, bukan jadi pengamat, bukan jadi pengkritik saja. Tapi kita memutuskan kita akan terjun ke kancah politik untuk melakukan perubahan," pungkasnya.