Prabowo Pertanyakan Pandangan Anies soal Pertahanan: Teoritis, Semua Indah

7 Januari 2024 23:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres nomor urut dua Prabowo Subianto menyampaikan pendapat saat adu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Foto: REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
zoom-in-whitePerbesar
Capres nomor urut dua Prabowo Subianto menyampaikan pendapat saat adu gagasan dalam debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Foto: REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Prabowo Subianto, capres nomor urut 2, menanggapi pernyataan capres nomor urut 1 Anies Baswedan terkait strategi pertahanan siber dalam debat ketiga Pemilu Presiden 2024 yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1).
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, Prabowo menilai bahwa jawaban Anies terlalu teoritis. Sebab, inti permasalahan terkait pertahanan siber bukanlah penggunaan teknologi tercanggih melainkan harus memiliki sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni.
"Saya berpandangan bahwa Pak Anies terlalu teoritis, semuanya bagus, indah tetapi yang nyata tentang masalah AI (artificial intelligence), cyber, teknologi tinggi, dan sebagainya adalah sumber daya manusianya, awaknya," kata Prabowo.
Selama menjabat sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo telah membentuk empat fakultas baru di Universitas Pertahanan (Unhan) RI yaitu Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM).
"Begitu jadi menteri, saya membentuk empat fakultas baru di bidang Science, Technology, Engineering dan Mathematics," kata dia.
Melalui fakultas tersebut, putra-putri terbaik bangsa dibina agar mampu menjadi SDM pertahanan yang memberikan sumbangsih bagi kemajuan negara, khususnya di bidang teknologi yang terus berkembang pesat.
ADVERTISEMENT
"Kita menyiapkan putra-putri terbaik untuk menguasai teknologi, untuk menguasai science, untuk menguasai AI, untuk menguasai cyber," imbuh dia.
Prabowo menegaskan, teknologi yang canggih bukanlah hal utama yang harus dimiliki oleh sebuah bangsa. Jika ingin menjadi bangsa yang kuat, maka Indonesia harus menguasai sistem teknologi tersebut.
"Bukan barang yang kita beli, kita harus kuasai know how-nya, kita harus kuasai sistemnya, yang harus kita pegang," tegas dia.
"Menurut saya itu adalah inti daripada masalah, tidak hanya bicara yang baik-baik saja," pungkas Prabowo. (LAN)