Prabowo soal Natuna: Kedaulatan Harga Mati, tapi Jangan Panas-panasin

9 Januari 2020 17:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prabowo saat di Kantor Luhut Binsar Pandjaitan, Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Jakarta, Jumat (3/1). Foto:  Abdul Latif/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo saat di Kantor Luhut Binsar Pandjaitan, Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Jakarta, Jumat (3/1). Foto: Abdul Latif/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto meminta semua pihak untuk tidak terlalu membuat panas suasana terkait permasalahan yang ada di Natuna. Baginya, sudah jelas bahwa Natuna merupakan bagian dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
Prabowo yang sudah berkoordinasi dengan Presiden Jokowi kembali menegaskan bahwa persoalan kedaulatan merupakan harga mati dan tak ada tawar-menawar.
"Ya kan jelas beliau (Jokowi) katakan kedaulatan harga mati. Tapi kita jangan kita panas-panasin ya," kata Prabowo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (9/1).
Prabowo saat di Kantor Luhut Binsar Pandjaitan, Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Jakarta, Jumat (3/1). Foto: Abdul Latif/kumparan
Selama ini, banyaknya kapal asing yang melewati Perairan Natuna hanya berada di wilayah Zona Ekonomi Eksklusif. Hal itupun diperbolehkan selama tidak melakukan eksploitasi tanpa izin pemerintah.
"Jadi kalau wilayah teritorial itu kedaulatan itu 12 mil di lebih dari dari itu adalah ZEE. Itu ya dan kapal manapun boleh masuk keluar," ujarnya.
Prajurit KRI Usman Harun-359 melakukan peran parade lambung kiri saat meninggalkan Faslabuh Lanal Ranai, Selat Lampa, Natuna, Kamis (9/1). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Namun, jika nanti ada eksploitasi ikan di wilayah tersebut maka tentunya harus berdasarkan izin yang dikeluarkan. Sehingga, persoalan yang muncul bisa diselesaikan dengan baik.
ADVERTISEMENT
"Kalau eksploitasi ikan atau mineral itu harus kerja sama harus izin kita. Nah ini kan bisa diselesaikan kita bisa negosiasi. Ya kita cool aja. Selalu saya katakan," jelasnya.
KRI Sutedi Senoputra-378 (kiri) dan KRI Teuku Umar-385 (kanan) berlayar meninggalkan Faslabuh Lanal Ranai, Selat Lampa, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (9/1). Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Adapun, untuk pertahanan di wilayah perairan Indonesia, Ketua Umum Gerindra ini menegaskan akan membuat pangkalan. Tak hanya di Natuna saja, tapi di wilayah lainnya.
"Tidak hanya di Natuna kita mau bikin pangkalan. Di Natuna, di Indonesia Timur di beberapa tempat," pungkasnya.