Prabowo: Strategi Pertahanan Tak Boleh Didasarkan Pada Doa

11 November 2019 12:22 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tiba saat Rapat Dengar Pendapat Kementerian Pertahanan dan Komisi I DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, Senin (11/11).  Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tiba saat Rapat Dengar Pendapat Kementerian Pertahanan dan Komisi I DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, Senin (11/11). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memaparkan konsep kebijakan umum kementeriannya selama lima tahun ke depan di hadapan Komisi I DPR, Senin (11/11). Dalam rapat kerja tersebut, Prabowo menekankan Indonesia harus menjadi negara yang kuat.
ADVERTISEMENT
"Kita tidak boleh membiarkan Indonesia lengah dengan biaya berapa pun. Menurut saya Indonesia harus kuat, kalau tidak, kita akan diinjak-injak bangsa lain," tutur Prabowo di ruang rapat Komisi I, Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat.
Dalam kesempatan itu, Prabowo juga mengajak seluruh pihak untuk membangun sistem pertahanan dengan efisiensi anggaran. Ia pun menekankan kebijakan Kemenhan kelak tak boleh berdasarkan pada harapan.
"Saya menganut kebijakan kita tak boleh digantungkan pada harapan, kita jangan berharap mudah-mudahan tak ada negara yang mengganggu kita," kata Prabowo.
"Lalu strategi tak boleh didasarkan pada doa, prayer is not a strategy," lanjut Ketum Gerindra ini.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (kiri) tiba saat Rapat Dengar Pendapat Kementerian Pertahanan dan Komisi I DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, Senin (11/11). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Prabowo mengatakan untuk menjadi negara yang kuat, harus diterapkan strategi dan doktrin yang tepat kemudian didukung oleh kekuatan yang memadai. Ia mengibaratkan, pertahanan harus kuat baik dari segi fisik dan nonfisik.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Prabowo mengatakan Indonesia ingin bersahabat dengan semua pihak. Tapi, ia menekankan Indonesia tidak akan tinggal diam bila diganggu kedaulatannya oleh negara lain.
"Saya sendiri menganut filosofi seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak. Dalam pandangan saya pertahanan harus dipandang sebagai sebuah investasi, defence not a cost but defence is an investment," tutup Prabowo.