Presiden Abbas Kecam Standar Ganda Barat di Konflik Palestina dan Invasi Rusia

28 Maret 2022 10:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Palestina Mahmoud Abbas saat pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB di New York, Amerika Serikat, Selasa (11/2). Foto: REUTERS / Shannon Stapleton
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Palestina Mahmoud Abbas saat pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB di New York, Amerika Serikat, Selasa (11/2). Foto: REUTERS / Shannon Stapleton
ADVERTISEMENT
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengecam ‘standar ganda’ dalam sikap Barat terhadap invasi Rusia ke Ukraina. Abbas menyerukan rasa frustrasi itu kepada Menlu AS Antony Blinken pada Minggu (27/3/2022).
ADVERTISEMENT
Menurut Abbas, Barat menghukum Kremlin dengan tegas. Namun, Abbas menekankan, negara-negara itu menutup mata dari kekejaman Israel terhadap Palestina.
Seorang tentara Israel berjaga-jaga ketika alat berat menghancurkan rumah keluarga Palestina, di selatan kota Hebron, Tepi Barat pada Rabu (9/3/2022) Foto: Hazem Bader/AFP
AS berulang kali menyebut agresi Moskow sebagai genosida. Bahkan, tuduhan-tuduhan atas kejahatan terhadap kemanusiaan pun tidak jarang dilayangkan. Tetapi, bagi Abbas, ketegasan itu tak berlaku terhadap konflik di Palestina.
"Peristiwa terkini di Eropa telah menunjukkan standar ganda yang mencolok," ujar Abbas kepada Blinken saat jumpa pers di kediaman presiden di Ramallah, seperti dikutip dari AFP.
"Terlepas dari kejahatan pendudukan Israel yang merupakan pembersihan etnis dan diskriminasi rasial, kami tidak menemukan seorang pun yang menganggap Israel bertanggung jawab karena berperilaku sebagai negara di atas hukum," lanjutnya.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken saat konferensi pers di Nadi, Fiji, Sabtu (12/2/2022). Foto: LEON LORD/AFP
Kecaman itu ia ungkap ketika Blinken melawat ke Palestina. Blinken berencana bertemu dengan sejumlah menteri luar negeri yaitu Israel dan empat negara Arab lain. Negara-negara tersebut telah memperbaiki hubungan dengan Israel.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, Blinken menuturkan, pihaknya ingin kembali menjalin hubungan dengan Palestina. Hubungan itu runtuh di bawah pemerintahan mantan Presiden AS, Donald Trump.
Washington tengah menangani tantangan dari China dan invasi Kremlin. Selain itu, AS juga menghabiskan waktu untuk terlibat dalam masalah di Timur Tengah.
Mobil-mobil yang hancur terlihat di depan sebuah gedung apartemen yang rusak berat di kota pelabuhan selatan Mariupol yang terkepung, Ukraina, Minggu (27/3/2022). Foto: Alexander Ermochenko/REUTERS
Otoritas Nasional Palestina (PNA) yang dipimpin Abbas sempat memicu kemarahan para diplomat Barat. Sebab, Palestina dikatakan tidak mengutuk serangan Rusia terhadap Ukraina.
Blinken tidak menyinggung konflik di Kiev dalam konferensi pers tersebut. Pun ia tidak membahas topik lain, seperti pembukaan kembali konsulat AS untuk Palestina di Yerusalem. Kantor tersebut ditutup oleh Trump pada 2019 lalu.
Kendati demikian, Blinken meyakinkan, AS akan mempertahankan dukungan bagi Palestina. Ia merujuk pada bantuan keuangan yang berkelanjutan untuk pembangunan. Dukungan tersebut turut meliputi USD 500 juta untuk bantuan kemanusiaan pada 2021.
ADVERTISEMENT
"Amerika Serikat berkomitmen untuk membangun kembali hubungan kami dengan Otoritas Palestina dan dengan rakyat Palestina," tutur Blinken kepada Abbas.