Presiden Ceko: Orang-orang Transgender Menjijikkan

28 Juni 2021 3:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Ceko Milos Zeman. Foto: Leonhard Foeger/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Ceko Milos Zeman. Foto: Leonhard Foeger/Reuters
ADVERTISEMENT
Presiden Republik Ceko, Milos Zeman, menanggapi kebijakan Pemerintah Hungaria yang menetapkan Undang-udang larangan penyebaran materi sekolah yang dianggap mempromosikan homoseksualitas atau perubahan identitas gender.
ADVERTISEMENT
Secara tidak langsung Zemen mendukung kebijakan itu. Bahkan, ia menyebut orang-orang transgender menjijikkan.
"Jika Anda menjalani operasi ganti kelamin, Anda pada dasarnya melakukan kejahatan menyakiti diri sendiri," kata Zeman dikutip dari Reuters, Senin (28/6).
"Setiap operasi adalah risiko dan orang-orang transgender ini bagi saya menjijikkan," tegas dia.
Ilustrasi LGBT Foto: TuendeBede/Pixabay
Sejauh ini, setengah dari 27 negara anggota Uni Eropa menentang undang-undang tersebut. Namun Ceko belum menyatakan pendapatnya.
Terkait hal itu, Zeman mengatakan ikut menyuarakan kecaman sama saja dengan mencampuri urusan dalam negeri suatu negara. Sehingga ia tidak memberikan banyak komentar.
"Viktor Orbán (Perdana Menteri Hungaria) mengatakan bahwa dia tidak menentang homoseksual, tetapi dia menentang manipulasi tidak hanya orang tua, tetapi juga anak-anak dalam pendidikan seks," kata Zeman.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak melihat alasan untuk tidak setuju dengannya, karena saya benar-benar terganggu oleh hak pilih, gerakan Me Too, dan Kebanggaan (komunitas LGBT) Praha," tutup Zeman.
Sebelumnya, Hungaria mengesahkan Undang-undang tersebut pada 15 Juni lalu. Namun berbagai pemimpin negara UE, rakyat Hongaria, dan Amnesty International mengecamnya.
Lebih dari 5 ribu orang berdemonstrasi di depan Gedung Parlemen Hongaria pada Senin (14/6) menolak Undang-undang ini.
Amnesty International melihat UU ini sebagai langkah Pemerintah Hongaria dalam menyebarkan kebencian, dan para pemangku jabatan tersebut mempertaruhkan nyawa orang lain untuk kampanye politik yang kejam.