Presiden Ebrahim Raisi Tertawakan Sumpah Biden untuk 'Bebaskan' Iran

5 November 2022 8:49 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Calon Presiden Iran, Ebrahim Raisi. Foto: Official Khamenei website/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Calon Presiden Iran, Ebrahim Raisi. Foto: Official Khamenei website/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Iran, Ebrahim Raisi, mengejek sumpah Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, untuk 'membebaskan' Teheran yang bergelut dengan protes selama berminggu-minggu pada Jumat (4/11).
ADVERTISEMENT
Raisi melayangkan kecaman tersebut saat berpidato di sebuah pertemuan untuk memperingati pengambilalihan kedutaan AS di Teheran oleh para mahasiswa pada November 1979.
"AS mengatakan ingin membebaskan Iran, tetapi saya harus memberi tahu Anda bahwa Iran membebaskan dirinya sendiri 43 tahun yang lalu dan tidak akan lagi tunduk kepada Anda," tegas Raisi, dikutip dari AFP, Jumat (4/11).
"Orang-orang hebat Iran tidak akan menundukkan kepala mereka kepada Anda," tambah dia.
Ribuan pendukungnya yang hadir dalam acara itu membalas dengan teriakan 'Matilah Amerika, matilah Israel, matilah Inggris'.
Mereka terlihat membawa spanduk yang menyatakan kesetiaan kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
Seorang pengunjuk rasa memegang potret Mahsa Amini selama demonstrasi mendukung Amini, seorang wanita muda Iran yang meninggal setelah ditangkap di Teheran oleh polisi moral Republik Islam, di jalan Istiklal di Istanbul pada 20 September 2022. Foto: Ozan Kose/AFP
Kerumunan yang berkumpul juga mengangkat tinggi-tinggi gambar Khamenei dan pendiri Republik Islam Iran, Ruhollah Khomeini.
ADVERTISEMENT
Mereka menyanyikan lagu-lagu yang menyerukan 'Matilah Amerika' dan menyebut musuh bebuyutannya itu sebagai manifestasi Iblis.
"Musuh hari ini menargetkan solidaritas dan persatuan nasional kita, keamanan kami, perdamaian kami, dan tekad kami," seru Raisi.
"Pria dan wanita kami, pria dan wanita muda kami bertekad dan kami tidak akan pernah membiarkan Anda melakukan keinginan setan Anda," dia memperingatkan AS.
Massa pro-pemerintah berdemonstrasi menentang pertemuan protes terkait kasus Mahsa Amini di Iran, di Teheran, Iran, Jumat (23/9/2022). Foto: WANA via REUTERS
Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir Abdollahian, turut mengkritik Biden melalui akunnya di media sosial Twitter.
"Bersamaan dengan dukungan terbuka untuk kekerasan dan teror selama kerusuhan baru-baru ini di Iran, [Gedung Putih] mengincar kesepakatan," cuit Abdollahian.
"Tuan Biden: akhiri kemunafikan ini," imbuh dia.
Selama lebih dari enam pekan, Iran tenggelam dalam protes nasional yang dipicu kematian Mahsa Amini. Perempuan berusia 22 tahun itu meninggal dunia dalam keadaan koma pada 16 September.
Presiden AS Joe Biden memberikan pidato peringatan kerusuhan pendukung Trump di US Capitol, Washington, DC. Foto: Greg Nash/Pool via REUTERS
Akibat menampilkan sedikit rambut, dia disiksa dalam tahanan Polisi Moral Iran. Hingga kini, demonstrasi yang menunjukkan solidaritas untuk Amini tidak kunjung mereda di seluruh Iran.
ADVERTISEMENT
Selama aksi tersebut, puluhan pengunjuk rasa telah tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan. Ratusan lainnya pun telah ditangkap otoritas. Biden memanfaatkan momen ini ketika berkampanye untuk pemilihan umum paruh waktu di AS.
"Jangan khawatir, kami akan membebaskan Iran. Mereka akan segera membebaskan diri mereka sendiri," ujar Biden.