Presiden Kyrgyzstan Mundur Setelah 10 Hari Kerusuhan

15 Oktober 2020 15:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Kyrgystan Sooronbai Jeenbekov. Foto: Vyacheslav Oseledko/ AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Kyrgystan Sooronbai Jeenbekov. Foto: Vyacheslav Oseledko/ AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Kyrgyzstan Sooronbai Jeenbekov pada Kamis (15/10) memutuskan mundur.
Keputusan diambil usai 10 hari terakhir kerusuhan terjadi di negara pecahan Uni Soviet tersebut. Ricuh dipicu sengketa hasil pemilu.
ADVERTISEMENT
Krisis politik di Kyrgyzstan bermula pada 4 Oktober 2020. Saat itu, kelompok koalisi Jeenbekov mendeklarasikan kemenangan pada pemilu parlemen.
Presiden Kyrgyzstan, Sooronbai Jeenbekov. Foto: Sputnik/Alexei Nikolsky/Kremlin via REUTERS
Deklarasi ditolak oposisi. Pendukung oposisi lalu turun ke jalan dan menyandera gedung pemerintahan.
Otoritas pemilu Kyrgyzstan kemudian membatalkan hasil pemilu yang dimenangkan koalisi Jeenbekov.
Untuk menenangkan suasana yang kian panas, Jeenbekov berjanji mundur. Namun, awal pekan ini pengunduran itu ditunda, Jeenbekov malah mengatakan akan berada di kursi presiden sampai pemilu digelar.
Pada Rabu (14/10), Jeenbekov menerima usulan parlemen mengangkat Sadyr Japarov sebagai PM. Japarov adalah tapol yang pekan lalu dibebaskan dari penjara oleh kelompok oposisi.
Saat menyampaikan alasan mundur, Jeenbekov mengatakan pengunduran diri mesti diambil demi mencegah bentrok antara demonstran dan aparat keamanan, demikian dikutip dari Reuters.
ADVERTISEMENT
Kyrgyzstan merupakan negara kecil di Asia Tengah yang berbatasan langsung dengan China.
Selama bertahun-tahun negara itu berhadapan dengan krisis politik. Jeenbekov adalah Presiden Kyrgyzstan ketiga yang tumbang karena demo dan krisis politik.