Presiden Lebanon Tolak Penyelidikan Internasional Terkait Ledakan di Beirut

8 Agustus 2020 4:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Lebanon Michel Aoun (kanan) dan Presiden Emmauel Macron (kiri) di bandara di Beirut, Lebanon, Kamis (6/8). Foto: Dalati Nohra/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Lebanon Michel Aoun (kanan) dan Presiden Emmauel Macron (kiri) di bandara di Beirut, Lebanon, Kamis (6/8). Foto: Dalati Nohra/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Lebanon Michel Aoun menolak seluruh hasil penyelidikan internasional terkait peristiwa ledakan di Beirut yang terjadi pada Selasa (4/8).
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, dugaan ledakan besar itu akibat 2.750 ton amonium nitrat disimpan di gudang pelabuhan sejak 6 tahun lalu tanpa pengawasan yang baik.
Aoun tak menampik bahwa ada kelalaian dalam sistem pengawasan di Beirut. Sehingga proses pembenahan wajib dilakukan.
"Kami menghadapi perubahan dan mempertimbangkan kembali sistem kami, yang dibangun berdasarkan konsensus, setelah dianggap lumpuh dan tidak mampu mengambil keputusan dengan cepat," kata Aoun dikutip dari AFP, Sabtu (8/8)
Proses evakuasi korban ledakan di Beirut, Lebanon. Foto: Hassan Ammar/AP
Aoun memastikan, pihaknya akan segera menyelesaikan permasalahan ini. Namu ia tetap menolak adanya penyelidikan internasional untuk ikut mengungkap penyebab ledakan tersebut.
"Ada dua kemungkinan skenario atas apa yang terjadi saat ini, yakni kelalaian atau campur tangan asing melalui rudal atau bom," katanya.
Ilustrasi Amonium Nitrat. Foto: Shutter Stock
Sejauh ini, dilaporkan 154 orang tewas akibat ledakan itu dan 5.000 lainnya mengalami luka-luka.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penyelidikan awal, diduga ledakan itu terjadi karena adanya kelalaian. Sebanyak 2.750 ton amonium nitrat disimpan di gudang pelabuhan sejak 6 tahun lalu tanpa pengawasan yang baik.
Akibatnya, 16 pejabat pelabuhan dikenai tahanan rumah dan rekeningnya dibekukan.