Presiden PKS: Ada Upaya Membenturkan Antara Islam, Pancasila, dan NKRI

20 Agustus 2021 17:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi Pers Presiden PKS Ahmad Syaikhu terkait Palestina secara virtual. 
 Foto: PKS
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi Pers Presiden PKS Ahmad Syaikhu terkait Palestina secara virtual. Foto: PKS
ADVERTISEMENT
Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengaku bersyukur pendiri bangsa Indonesia telah meletakkan sisi kepemimpinan nasional yang kokoh lewat Pancasila. Menurutnya, Pancasila adalah pandangan hidup bangsa sehingga harus dijadikan visi kepemimpinan nasional.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan ketika pemimpin memiliki visi kebangsaan yang sama, yaitu satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa, maka akan menjadi energi besar yang menyatukan seluruh komponen bangsa.
Sehingga, di tengah situasi bangsa yang dinamis, Indonesia membutuhkan kepemimpinan nasional yang mampu membangun rasa persatuan, kebersamaan, persaudaraan yang mampu menciptakan rasa senasib dan sepenanggungan yang saling membantu.
"Jangan sekali-kali membenturkan identitas sesama anak bangsa demi meraih kepentingan kekuasaan. Atas nama Pancasila ada unsur-unsur kekuasaan, ada stigma anak bangsa lainnya sebagai kelompok radikal dan anti-NKRI. Tindakan-tindakan adu domba dan pemecah bangsa adalah tindakan jelas-jelas tidak Pancasilais dan nasionalis," kata Syaikhu dalam acara peringatan 50 tahun CSIS, Jumat (20/8),
Namun, Syaikhu merasakan rasa persatuan dan persaudaraan Indonesia mulai terusik. Hal ini dirasakan dengan sejumlah upaya yang mencoba membenturkan Islam, Pancasila, dan NKRI.
ADVERTISEMENT
"Ada upaya yang mencoba membenturkan antara Islam dengan Pancasila dan NKRI. Ada sebagian kelompok yang coba melakukan stigma ke umat Islam bahwa dengan menjadi seorang muslim yang taat seolah-olah tidak bisa menjadi Pancasilais sekaligus nasionalis sejati," ungkapnya.
Presiden PKS, Ahmad Syaikhu. Foto: PKS
"Perlu ditegaskan Islam, Pancasila, NKRI satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Barang siapa yang membenturkan Islam, Pancasila, dan NKRI, maka dia dengan sengaja memunggungi takdir sejarah terbentuknya Republik Indonesia," tegasnya.
Ia kemudian menceritakan bagaimana HOS Tjokroaminoto pernah mengatakan Islam tidak pernah menghalangi lahirnya nasionalisme. Malahan Islam yang menumbuh kembangkan nasionalisme di Indonesia.
"Presiden Sukarno pernah katakan jangan sekali-kali lupakan sejarah dan sejarah mencatat gerakan nasionalisme lahir di Indonesia dimulai dari gerakan Syarikat Islam, gerakan Sarikat Islam yang digagas HOS Tjokroaminoto yang digagas 1905," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sehingga Syaikhu menegaskan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika adalah konsensus bangsa yang tidak perlu lagi diperdebatkan.
"Tugas kita hari ini merealisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila itu kita amalkan, bukan kita perdebatkan atau kita urai kembali," pungkasnya.