Presiden Prancis Marahi dan Usir Polisi Israel dari Gereja Yerusalem

24 Januari 2020 10:56 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Presiden Prancis Emmanuel Macron kehilangan kesabarannya terhadap polisi Israel yang dianggap kurang ajar di gereja Yerusalem. Macron sampai menghardik dan mengusir mereka dari gereja tersebut.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, peristiwa ini terjadi Rabu (22/1) ketika Macron mengunjungi Gereja St. Anne di Kota Tua Yerusalem, sebagai bagian dari agenda peringatan holocaust di Israel pada Kamis (23/1).
Berdasarkan sejarahnya, gereja itu adalah milik Prancis. Kedatangan Macron juga telah mendapatkan pengawalan dari pasukan Prancis.
Presiden Prancis Emmanuel Macron memarahi polisi Israel di Gereja Yerusalem. Foto: AFP/LUDOVIC MARIN
Namun polisi Israel dianggap tidak mengerti aturan karena telah memasuki gereja tersebut, bahkan mendahului Macron. Macron menganggap tindakan itu sebagai provokasi.
"Saya tidak suka apa yang kalian lakukan di depan saya," kata Macron.
"Keluar kalian. Maaf, tapi kalian tahu aturannya. Tidak ada yang bisa memprovokasi siapapun."
"Tolong patuhi peraturan, karena telah ada sejak berabad-abad. Peraturan itu tidak akan berubah karena saya," kata Macron lagi.
Presiden Prancis Emmanuel Macron memarahi polisi Israel di Gereja Yerusalem. Foto: AFP/LUDOVIC MARIN
Gereja tersebut telah diberikan oleh Sultan Ottoman kepada Kaisar Prancis Napoleon III pada 1856. Sejak saat itu, gereja St Anne di Yerusalem milik Prancis dan dianggap sebagai wilayah kedaulatan Prancis.
ADVERTISEMENT
Prancis mengecam pencaplokan kota Yerusalem yang memuat gereja tersebut oleh Israel dari Palestina pada 1967.
Ini bukan kali pertama peristiwa serupa terjadi. Pada 1996, mantan Presiden Prancis Jacques Chirac juga marah kepada polisi Israel yang masuk ke gereja itu.
Chirac menolak masuk gereja jika polisi Israel tidak keluar. Dia mengancam akan kembali ke pesawat dan kembali ke negaranya.
Tidak ada komentar dari pemerintah Israel terkait kemarahan Macron.
Namun pemerintah Prancis mengeluarkan pernyataan, menegaskan bahwa St. Anne adalah milik Prancis di Yerusalem sehingga kehadiran polisi Israel tidak diperlukan dan merupakan pelanggaran kedaulatan wilayah.
"St. Anne milik Prancis di Yerusalem. Tugas Prancis untuk melindungi tempat ini. Pasukan keamanan Israel ingin masuk ketika keamanan telah dilakukan oleh pihak Prancis," kata juru bicara pemerintah Prancis kepada CNN.
ADVERTISEMENT