Presiden Suriah Puji Trump yang Cabut Sanksi: Pemberani dan Bersejarah

15 Mei 2025 4:48 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa di Riyadh, Arab Saudi, Rabu (14/5/2025). Foto: Saudi Press Agency via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa di Riyadh, Arab Saudi, Rabu (14/5/2025). Foto: Saudi Press Agency via REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Interim Suriah Ahmad al-Sharaa menyambut langkah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang akan mencabut sanksi bagi negerinya. Sharaa menyebut, Trump telah mengambil langkah berani.
ADVERTISEMENT
"Trump telah mengambil keputusan yang bersejarah dan berani, yang mana akan mengurangi penderitaan rakyat kita, dan akan berkontribusi kelahiran kembali Suriah, serta jadi pondasi stabilitas kawasan," ucap Sharaa, dilansir AFP, Rabu (14/5).
Sanksi AS sendiri diberlakukan kepada Suriah saat negara ini masih dipimpin oleh presiden al-Assad. Dengan dicabutnya sanksi ini, bakal memberi bantuan berarti bagi pemerintahan Sharaa guna membangun Suriah yang kacau usai perang saudara.
Trump sendiri sudah bertemu dengan Sharaa di Riyadh pada Rabu (14/5). Ia jadi presiden pertama AS yang bertemu dengan pemimpin Suriah dalam waktu seperempat abad.
Trump juga minta Sharaa menormalisasi hubungan dengan Israel.
Pada kesempatan itu, Sharaa juga berterimakasih kepada pemimpin de facto Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman yang merancang pertemuan itu, juga kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan karena telah mendukung rezim baru di Damaskus ini.
Pangeran MBS, Presiden AS Donald Trump, dan Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa di Riyadh, Arab Saudi, Rabu (14/5/2025). Foto: X/@PressSec
"Rakyat Suriah, jalan masih panjang. Hari ini kita mulai pekerjaan nyata kita. Suriah yang modern akan terlahir kembali," kata Sharaa.
ADVERTISEMENT
Perang saudara Suriah pecah pada 2011. Akibatnya, hampir setengah juta orang Suriah tewas. Jutaan orang juga mengungsi, dan efeknya begitu menghancurkan Suriah.
Sementara sanksi yang diberikan AS kala itu kepada rezim al-Assad berupa sanksi finansial. Sanksi itu juga berlaku selama al-Assad masih berkuasa.
Tapi, Trump juga tidak menunjukkan indikasi bahwa ia akan menghapus Suriah dari daftar hitam negara sponsor terorisme. Suriah sudah masuk ke daftar hitam ini sejak tahun 1979 karena dukungan mereka terhadap milisi Palestina.