Presiden Ukraina Minta Negara Barat Tutup Akses Masuk bagi Penduduk Rusia

9 Agustus 2022 12:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto: Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto: Ukrainian Presidential Press Service/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, negara-negara Barat harus menutup perbatasan mereka bagi pengunjung berkewarganegaraan Rusia yang ingin memasuki wilayah Eropa.
ADVERTISEMENT
Sebab, menurutnya, sanksi yang diberikan terhadap Rusia saat ini masih cenderung lemah dan tidak efektif.
Pernyataan itu Zelensky sampaikan dalam wawancaranya dengan kantor surat kabar The Washington Post dan dilansir oleh TASS pada Selasa (9/8).
Dalam wawancara itu, Zelensky mengatakan sanksi terpenting yang dapat diberikan kepada Rusia adalah menutup perbatasan. “Karena Rusia mengambil tanah milik orang lain,” kata Zelensky, seperti dikutip dari TASS.
“Orang Rusia harus hidup di dunia mereka sendiri sampai mereka mengubah filosofi mereka,” sambung dia.
Menurut Zelensky, pembatasan ini juga harus berlaku bagi orang-orang Rusia yang meninggalkan negaranya untuk memprotes tindakan pemerintah, sekalipun mereka mendukung Ukraina.
Zelensky menilai, seluruh penduduk Rusia harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi di Ukraina.
ADVERTISEMENT
“Penduduk (Rusia) memilih pemerintah ini dan mereka tidak melawannya, tidak berdebat dengannya, tidak meneriakinya,” tegas dia.
Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, di Istana Maryinsky, Kiev, Ukraina, pada Rabu, (29/6/2022). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden

Pernyataan Putin

Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, alasan peluncuran operasi militer khususnya ke Ukraina adalah sebagai tanggapan atas permintaan pemimpin Republik Donbas di Ukraina, yang meliputi wilayah Donetsk dan Luhansk.
Pasalnya, setidaknya selama delapan tahun, orang-orang yang berbahasa Rusia atau memiliki keturunan Rusia di Donbas kerap mengalami penindasan dan diskriminasi oleh penduduk Ukraina setempat.
“Operasi militer khusus dilakukan untuk melindungi orang-orang yang telah menderita akibat pelecehan dan genosida oleh rezim Kiev selama delapan tahun,” kata Putin dalam pidatonya sesaat sebelum meluncurkan serangan ke Ukraina pada 24 Februari lalu.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, Amerika Serikat menjatuhkan sanksi terhadap kaum-kaum elite Rusia, meliputi pengusaha yang memiliki kaitan bisnis dengan entitas Barat.
Puluhan bisnis dan perusahaan berteknologi tinggi milik Rusia yang beroperasi di wilayah Amerika Serikat (AS) disita oleh Kementerian Keuangan.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan dewan pengawas platform Russia-Land of Opportunity di Catherine's Hall of the Kremlin di Moskow, Rusia, Rabu (20/4/2022). Foto: Mikhail TERESHCHENKO/Sputnik/AFP
Tak hanya itu, pada Rabu (3/8) pekan lalu, Barat juga menjatuhkan sanksi kepada mantan pesenam Olimpiade yang konon dikabarkan menjadi pacar rahasia Putin, Alina Kabaeva.
“Hari ini, Amerika Serikat mengambil tindakan tambahan untuk memastikan bahwa Kremlin dan pendukungnya merasakan efek gabungan dari tanggapan kami terhadap perang agresi Kremlin yang tidak berbudi,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, seperti dikutip dari AFP.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyampaikan sambutan selama Dialog Tingkat Menteri 2+2 AS-India keempat di Departemen Luar Negeri di Washington, AS, Senin (11/4/2022). Foto: Michael A. McCoy/Pool via Reuters
Dalam sebuah kesepakatan bersama, Kementerian Keuangan berkolaborasi dengan Kementerian Luar Negeri AS untuk menerapkan pembatasan visa kepada kaum elite Rusia yang sudah ditentukan.
ADVERTISEMENT
“Hampir 900 pejabat Rusia dimasukkan dalam daftar larangan visa AS, demikian pula 31 pejabat non-Rusia yang tidak disebutkan namanya yang telah mendukung pendudukan Rusia di Krimea,” kata Kementerian Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.