Pria Bersenjata di Nigeria Culik 87 Orang, Termasuk Perempuan dan Anak-anak

19 Maret 2024 2:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penculikan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penculikan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejumlah pria bersenjata menculik 87 orang, termasuk perempuan dan anak-anak di Kota Kaduna, Nigeria, Minggu (17/3) malam.
ADVERTISEMENT
Juru bicara kepolisian Kaduna, Mansur Hassan, membenarkan kejadian tersebut. Namun, dia tak bisa menyebutkan jumlah korban hilang. Dia mengatakan agen keamanan telah dikerahkan untuk mencoba menyelamatkan penduduk desa.
Tanko Wada Sarkin, seorang kepala desa, mengatakan 87 orang diculik.
“Sejauh ini kami mencatat kembalinya lima orang yang melarikan diri melalui semak-semak. Serangan ini menjadikan lima kali lebih banyak bandit menyerang komunitas ini,” katanya dikutip dari Reuters, Selasa (19/3).
Warga mengatakan orang-orang bersenjata berseragam tentara tiba di desa tersebut tanpa terdeteksi karena mereka memarkir sepeda motor jauh dari desa.
Ilustrasi Teroris Foto: Flickr / malatyahaber44
Warga lainnya, Aruwa Ya'u, mengaku ditangkap tapi kemudian dilepaskan karena kesulitan berjalan. Kondisi kesehatannya buruk.
Kelompok bersenjata itu diketahui memaksa korbannya masuk ke dalam hutan, menahan mereka hingga berbulan-bulan sambil menunggu pembayaran uang tebusan.
ADVERTISEMENT
“Kami sedang berada di luar rumah mengobrol sekitar pukul 22.30 (21.30 GMT) dan tiba-tiba muncul bandit, memukuli dan menembak,” kata Haruna Atiku. Istri dan dua putrinya termasuk di antara mereka yang hilang.
Desa ini berjarak sekitar 10 km (6 mil) dari komunitas Buda, tempat orang-orang bersenjata menangkap 61 orang pada 12 Maret.
Penculikan di sekolah-sekolah di Nigeria pertama kali dilakukan oleh kelompok Boko Haram, yang menangkap lebih dari 200 siswa dari sebuah sekolah perempuan di Chibok di negara bagian Borno satu dekade lalu.
Namun taktik tersebut telah diadopsi oleh geng-geng kriminal tanpa afiliasi ideologis apa pun. Mereka hanya mencari pembayaran uang tebusan.