Pria di Kanada Pukul Perawat Akibat Suntikkan Vaksin COVID-19 kepada Istrinya

24 September 2021 1:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pemukulan. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pemukulan. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
ADVERTISEMENT
Seorang pria di Provinsi Quebec, Kanada, dikabarkan menonjok wajah perawat perempuan akibat menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada istrinya. Menurut kepolisian Quebec pada Rabu (22/9), pria itu tak terima istrinya disuntik tanpa izin darinya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, pria itu mendatangi si perawat pada Senin (20/9). Terduga pelaku menghampiri kantor perawat yang berlokasi di apotek di Kota Sherbrooke, sekitar 155 km dari Kota Montreal. Korban ditugaskan untuk menyuntikkan vaksin di apotek tersebut.
“Terduga pelaku langsung mendatangi perawat itu ke dalam kantornya dan membentak-bentaknya,” ujar juru bicara kepolisian Quebec, Martin Carrier.
“Pria itu tampak sangat terkejut saat mengetahui bahwa istrinya divaksinasi di apotek itu tanpa persetujuan darinya, dan kemudian menonjok wajah perawat itu,” tambah Carrier.
Saat ini, kepolisian masih mengejar terduga pelaku. Polisi belum mengetahui apakah terduga pelaku memang menolak vaksinasi secara keseluruhan, atau memang tidak setuju istrinya menerima vaksinasi di apotek tersebut.
Vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 diberikan kepada pekerja pendukung pribadi di Rumah Sakit Sipil di Ottawa, Ontario, Kanada, Selasa (15/12). Foto: Adrian Wyld/Pool via Reuters
Menurut sejumlah lembaga kesehatan, perawat di seluruh dunia acap kali menjadi korban kekerasan dan menderita kelelahan berat di tengah pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Aksi protes oleh orang-orang penolak vaksin kerap merajalela di Kanada, terutama di sepanjang pekan pemilihan umum federal Kanada. Bahkan, sejumlah demonstrasi menargetkan sekolah-sekolah.
Menteri Utama Quebec, François Legault, mengatakan pemerintahannya akan mencoba untuk mengesahkan undang-undang khusus pada Kamis (23/9) untuk menghentikan para pengunjuk rasa berdemo di dekat sekolah atau rumah sakit. Jika masih melanggar, mereka akan dikenakan denda.
“Kesabaran saya sudah di ambang batas. Saya rasa, sangatlah penting untuk membiarkan anak-anak kita dan para pasien hidup dengan tenang,” ujar Legault pada Rabu (22/9).