Prof Kusnandi Bantah Ada Efek ADE di Vaksin Corona Sinovac

18 Oktober 2020 9:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Koordinator Uji Klinis Vaksin Corona Prof Kusnandi Rusmil. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Koordinator Uji Klinis Vaksin Corona Prof Kusnandi Rusmil. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Guru Besar Fakultas Kedokteran Unpad yang juga Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Unpad Prof Kusnandi Rusmil membantah bahwa fenomena ADE (Antibody-dependent enhancement) juga terjadi untuk SARS-CoV-2.
ADVERTISEMENT
ADE yang sekarang ini sedang banyak dibicarakan, adalah fenomena yang mungkin terjadi pada pemberian antibodi (vaksin atau antibodi lain) yang berupa reaksi yang memperkuat infeksi sehingga terjadinya suatu kejadian imunopatologis yang berat.
Menjawab hal tersebut, Prof Kusnandi menyatakan bahwa fenomena ADE sejauh ini baru terlihat pada dengue. Keberadaan fenomena ADE pada kasus MERS, SARS, Ebola, dan HIV hanya ditemukan in silico (simulasi komputer) dan in vitro (percobaan di cawan petri laboratorium).
“Tidak menggambarkan fenomena di manusia,” kata Prof Kusnandi, dalam siaran pers Bio Farma, dikutip kumparan, Minggu (18/10).
Pernyataan Kusnandi ini tentu menjadi informasi berharga bagi masyarakat. Hal penting lainnya yang dinyatakan Kusnandi adalah, pada umumnya reaksi ADE ini sudah dapat dilihat sejak pengembangan vaksin di uji preklinis pada hewan.
Ilustrasi vaksin corona dari Sinovac. Foto: Tingshu Wang/REUTERS
“Vaksin SARS-CoV-2 dari Sinovac pada publikasinya di 'Science' sudah menyebutkan bahwa pada uji preklinisnya tidak menemukan kejadian ADE pada hewan yang sudah divaksinasi. Bahkan hewan yang sudah divaksinasi ini mampu bertahan setelah dipaparkan dengan virus SARS-CoV-2,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, dalam uji klinis yang saat ini sedang Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Unpad lakukan, hingga saat ini tidak ditemukan adanya efek samping yang serius yang disebabkan oleh vaksin maupun vaksinasi.
Juga pada uji klinis fase 1 dan 2 sebelumnya. Bahkan di dunia, dalam penelitian Vaksin COVID-19, saat ini lebih 140 calon vaksin sudah dibuat. Sebagian di antaranya sudah tahap uji klinis pada manusia.
“Hingga saat ini belum ada bukti terjadinya ADE (pada kandidat vaksin COVID-19). Kewaspadaan dan monitoring terhadap keamanan vaksin tetap harus dilakukan,” ujar Kusnand.