Prof Kusnandi: Biasanya Buat Vaksin 15 Tahun, Vaksin Corona Cuma Setahun
ADVERTISEMENT
Berbagai negara, termasuk Indonesia, terus mempercepat upaya penyediaan vaksin corona . Proses uji klinis pun dilaksanakan secara cepat, bahkan ditargetkan seluruh tahapan uji klinis selesai kurang dari satu tahun.
ADVERTISEMENT
Ketua Tim Riset Uji Klinis COVID-19 Unpad, Prof Kusnandi Rusmil, mengatakan, pembuatan vaksin biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama, bahkan hingga 15 tahun. Namun menurutnya, vaksin corona dikebut sekitar 10 bulan karena kebutuhannya yang mendesak.
"Biasanya kalau kita membikin vaksin itu cukup lama, tapi oleh karena ini pandemi, jadi akan dilakukan EUA (Emergency Use Authorization) yang cepat sehingga BPOM menentukan kalau bisa secepatnya, dan WHO juga minta cepat-cepat," kata Kusnandi saat diskusi BNPB, Rabu (21/10).
"Sehingga yang biasanya 15 tahun, kita bikin cuma 10 bulan, setahunlah, kurang lebih, karena sangat dibutuhkan," imbuhnya.
Kusnandi lantas menjelaskan teknik tertentu dalam membuat vaksin, sehingga dapat menghasilkan antibodi.
"Membuat vaksin ada caranya, yaitu kita membuat antigen sehingga antigen itu mampu merangsang sel limfosit, dalam darah, yang mengantarkan antibodi," jelasnya.
Selain itu, Kusnandi memastikan Bio Farma selaku pihak yang bertanggung jawab terhadap uji klinis vaksin corona Sinovac, telah memiliki track record yang baik, termasuk dalam memproduksi dan menjualnya hingga ke luar negeri.
ADVERTISEMENT
"Bio Farma ini sudah menjual vaksin polio itu 70 persen untuk kebutuhan dunia, jadi memang sudah cukup dikenal, sehingga Bio Farma itu sekarang membuat vaksin, kapasitasnya sudah diperbanyak dan semoga kita bisa membuat vaksin dengan cepat," pungkasnya.
----------------------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona