Prof Kusnandi: Efek Samping Vaksin Sinovac Hanya Demam dan Bengkak Ringan

4 Januari 2021 17:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pada awal Desember 2020, Indonesia telah menerima 1,2 juta dosis vaksin Sinovac yang kemudian disusul 1,8 juta dosis lagi pada Selasa (31/12). Total saat ini telah ada 3 juta dosis vaksin Sinovac yang sudah diterima Indonesia dan mulai didistribusikan ke sejumlah daerah.
Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Sinovac Prof Dr Kusnandi Rusmil memastikan bahwa vaksin tersebut memiliki keamanan yang cukup baik.
“Jadi saya katakan bahwa selama ini kalau keamanannya cukup baik. Tetapi kalau untuk efektivitas dan imunigentitas itu sedang dalam penelitian itu belum selesai,” ujar Kusnadi dalam Programme Launching International Conference Covid-19 Pandemic and Global Vaccine, Senin (4/1).
Kusnadi menjelaskan pihaknya telah melakukan uji klinis terhadap vaksin Sinovac dalam dua fase sama seperti yang dilakukan di Wuhan, China.
Awalnya tim uji klinis mengambil sample sebanyak 1.800 orang. Setelah dilakukan rapid dan swab, dari jumlah tersebut yang lolos persyaratan tercatat sebanyak 1.732 orang. Kemudian dilakukan screening lanjutan dan diperoleh 1.620 orang yang akhirnya disuntik vaksin Sinovac untuk fase I.
Petugas menyemprotkan disinfektan ke kontainer berisi vaksin COVID-19 Sinovac saat tiba di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat. Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
“Dari 1.620 kita telah lakukan suntikan pertama kemudian kita lakukan suntikan kedua yang hadir hanya 1.603, yang 17 tidak datang dengan alasan pindah kantor, sakit dan sebagainya,” ujarnya. Setelah penyuntikan fase II, ke 1.603 orang tersebut dipantau selama 6 bulan. Hasilnya, diketahui efek samping vaksin Sinovac hanya berupa demam ringan," ungkapnya.
“Kita telah mengikuti 6 bulan. Apa yang didapat? Ternyata yang terjadi hanya panas ringan. Deman dikit, bengkak ringan. Yang dalam dua hari itu 20 persennya sembuh sendiri. Jadi saya katakan bahwa selama ini kalau keamanannya cukup baik,” ujarnya.
Untuk itu Kusnadi berharap agar masyarakat tidak mudah percaya dengan isu-isu negatif yang beredar tentang efek samping vaksin Sinovac. Kusnadi mengatakan bahwa manfaat vaksin jauh lebih besar ketimbang efek sampingnya.
“Jadi saya nitip bahwa isu-isu yang beredar vaksin begini vaksin begitu rasanya enggak. Karena di Indonesia sudah biasa melakukan imunisasi di puskesmas. Karena manfaat vaksin jauh lebih besar dari efek sampingnya. Jadi saya mohon sekali lagi dicamkan bahwa memang ada efek samping tapi tidak menyebabkan hal merugikan, efek imunisasi jauh lebih baik daripada efek sampingnya,” tandasnya.
--
Koordinator Uji Klinis Vaksin Corona Prof Kusnandi Rusmil. Foto: Dok. Istimewa