Prof Suwandi Usia 77 Tahun Hanya Ngantuk Usai Divaksin Sinovac, Hari Ini Kerja

18 Januari 2021 10:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin corona dari Sinovac. Foto: Thomas Peter/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin corona dari Sinovac. Foto: Thomas Peter/REUTERS
ADVERTISEMENT
Prof Suwandi Widjaja yang berusia 77 tahun telah menerima suntikan pertama vaksin corona Sinovac. Kini ia langsung praktik di tempatnya bekerja RS Medistra Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Langsung aktif bekerja hari ini," kata epidemiolog UI Pandu Riono yang berkomunikasi intens dengan Prof dr Suwandi, saat dihubungi kumparan, Senin (18/1).
Kata Pandu, tidak ada Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI) yang berlebihan dirasakan Prof Suwandi setelah divaksin Sinovac.
"Barusan kontak dan beliau hanya merasa ngantuk setelah disuntik, dan kini kerja rutin seperti biasanya," tuturnya.
Menurut Pandu, hal ini tak perlu dipolemikkan. Sebab, memang tak ada larangan vaksin corona dari Sinovac itu disuntik ke lansia di atas 60 tahun.
"Prioritas lansia dan nakes, infeksi dan kematian tinggi. Kalau vaksin cegah COVID-19 berat dan kematian, maka Nakes Lansia prioritas utama. Itu logikanya," tutur dia.
Sebelumnya, dr Siti Nadia Tarmidzi dari Kemenkes menyebut vaksin Sinovac belum boleh untuk usia di atas 59 tahun, patokannya uji klinis III di Bandung.
ADVERTISEMENT
Namun menurut Pandu, selama yang bersangkutan sehat dan bersedia divaksin, tidak ada masalah lansia di atas 60 tahun terima vaksin Sinovac. Toh, sekali lagi tak ada larangan tegas.
"Nakes lansia sehat dan aktif dan bersedia divaksinasi harus diberikan haknya untuk dapat vaksin Sinovac," ujar dia.
Vaksin Sinovac dibuat dengan platform konvensional, yakni dengan virus yang dimatikan (inactivated virus). Platform ini dinilai aman lantaran sama dengan metode pembuatan vaksin lainnya.
BPOM telah memberikan Sinovac izin penggunaan darurat vaksin mereka. Tercatat, efikasi atau kemampuan vaksin Sinovac mencegah corona adalah 65,3 persen. Adapun efikasi Sinovac di Brasil 50,4%, sementara Turki 91,25%.
Lansia memang menjadi kelompok prioritas vaksinasi dilihat dari roadmap pemerintah. Namun Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut vaksinasi mereka masih menunggu vaksin yang telah menyelesaikan uji klinis untuk lansia seperti vaksin dari Pfizer.
ADVERTISEMENT
"Itu hanya mengikuti uji klinik di Bandung. Di Brasil sedang diteliti [untuk usia] 60 tahun ke atas, dan Turki sudah oke [Sinovac] diberikan pada lansia sehat," kata Pandu.
Tak hanya di Indonesia, uji klinik fase III memang juga dilakukan di Sao Paulo, Brasil, dan Turki. Berbeda dengan Indonesia, kedua negara turut menggunakan relawan kategori lansia.
BPOM pun masih mengkaji data uji klinik Turki dan Brasil terkait lansia di Indonesia bisa menggunakan Sinovac. Sehingga, belum ada pengumuman resmi apakah Sinovac di Indonesia bisa diberikan untuk lansia.