Prof Tjandra: Yang Berhak Sampaikan Update Penyakit Hepatitis Akut Hanya WHO

15 Mei 2022 12:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof Tjandra Yoga Aditama. Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Prof Tjandra Yoga Aditama. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Dunia dihebohkan dengan penemuan kasus hepatitis akut yang muncul secara misterius. Awal mula kasus ini ditemukan yaitu dari laporan “International Health Regulation (IHR) National Focal Point” ke WHO yang menyebut ada 10 kasus di Skotlandia.
ADVERTISEMENT
Penyakit ini menularkan ke anak-anak yang berusia 11 bulan hingga 5 tahun tanpa ada gangguan imunologis.
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama menjelaskan yang berhak menyebarkan informasi penyakit menular yaitu WHO atas dasar laporan dari IHR. Selanjutnya, WHO akan memberikan arahan ke IHR negara-negara yang tergabung dalam WHO termasuk Indonesia.
"WHO menerima laporan itu dan mengklarifikasinya maka kemudian akan disebarkan ke seluruh “IHR focal point” semua negara anggota WHO, tentunya juga sudah diterima oleh “IHR focal point” kita di Jakarta," kata Prof Tjandra Yoga Aditama kepada kumparan, Minggu (15/4).
Setelah menetapkan adanya penyakit menular, WHO merilis informasi pada “Disease Outbreak News (DONs)” untuk kewaspadaan bersama dan berupaya agar penyakitnya tidak merebak luas.
ADVERTISEMENT
Tjandra mengatakan WHO akan membentuk Emergency Committee apabila penyakit menular hepatitis akut terus memakan korban. Hal ini diketahui Tjandra ketika dia pernah tergabung dalam Emergency Committee untuk MERS CoV.
"Kalau memang ada potensi meluas maka WHO akan membentuk Emergency Committee khusus untuk penyakit itu, tertanda dari pakar berbagai negara," terangnya.
Mantan IHR Focal Point Indonesia ini berharap penyakit misterius ini tidak menyebar luas di tanah air dan segera teratasi.
"Kita tentu tidak berharap ada penyakit berpotensi wabah tertentu yang terjadi di negara kita, tetapi kalau toh ada maka “IHR focal point” kita tentu segera mendeteksinya dan kemudian melaporkannya ke WHO agar dunia mengetahui dan mengambil langkah penanggulangannya segera," ujarnya.
Saat ini, di Indonesia sudah tercatat ada 7 korban meninggal dari 18 kasus yang terdeteksi. Kasus terbanyak ada di Jakarta yaitu sudah ada 4 korban meninggal.
ADVERTISEMENT