Prof Wiku: COVID-19 Varian Mu Tidak Ditemukan di Indonesia

7 September 2021 19:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof Wiku Adisasmito memantau pelaksanaan vaksinasi massal di Istora Senayan Jakarta, Kamis (4/2). Foto: Youtube/Kementerian Kesehatan RI
zoom-in-whitePerbesar
Prof Wiku Adisasmito memantau pelaksanaan vaksinasi massal di Istora Senayan Jakarta, Kamis (4/2). Foto: Youtube/Kementerian Kesehatan RI
ADVERTISEMENT
Kemunculan berbagai varian baru dari virus COVID-19 turut menjadi perhatian sekaligus kekhawatiran dunia. Sebab, varian baru seperti Mu ini diduga jauh mematikan di banding dengan varian Delta yang telah menyebabkan gelombang kasus di berbagai negara termasuk Indonesia.
ADVERTISEMENT
Varian Mu atau B1621 ini pertama kali terdeteksi di Kolombia pada Januari 2021. Varian ini kemudian telah ditetapkan sebagai varian yang diamati atau varian of interest (VoI) oleh WHO pada 30 Agustus 2021.
"Per 6 September 2021 menyebutkan bahwa varian ini tidak ditemukan di Indonesia," kata Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito dalam keterangan pers virtual, Selasa (7/9).
Sebelumnya, varian ini dianggap punya penularan yang lebih ganas dari varian Delta. Bahkan varian ini juga sempat disebut kebal terhadap vaksin COVID-19. Akan tetapi, Wiku menegaskan bahwa hal tersebut masih perlu dikaji.
"Varian yang masuk dalam kategori merupakan varian yang mengalami perubahan pada susunan genetikanya. Perubahan ini diprediksi dapat mempengaruhi karakteristik virus, dengan demikian, indikasi karakteristik Mu seperti lebih ganas dibanding Delta atau dapat menghindari kekebalan tubuh masih merupakan perkiraan dan masih terus diteliti lebih dalam," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Berbagai ancaman varian baru termasuk Mu ini bisa diimpor melalui pelaku perjalanan internasional. Untuk itu, pemerintah akan terus memperketat sejumlah hal termasuk kewajiban menjalani tes COVID-19 pada saat datang maupun meninggalkan Indonesia.
"Dalam hal ini, pemerintah senantiasa berupaya mencegah varian baru dari luar melalui pengetatan kebijakan karantina internasional, entry dan exit testing, serta persyaratan vaksin," ungkapnya.
"Pemerintah juga berusaha mencegah munculnya varian baru di dalam negeri melalui strategi vaksinasi, serta berbagai kebijakan menyeluruh yang mampu menekan angka kasus yang hal ini hanya dapat berhasil jika dibarengi dengan peran aktif masyarakat yang tetap mempertahankan disiplin 3M dan divaksinasi," tutup Wiku.